DITEGUR: Anggota Sat Pol PP Purbalingga saat menegur dan membubarkan pengunjung Alun-alun Purbalingga yang masih nongkrong sampai malam. (AMARULLAH/RADARMAS)
Mulai dari Sekadar Istirahat Hingga Pacaran
PURBALINGGA- Sekian lama ini sudah dilakukan pemadaman lampu penerangan Alun-alun Purbalingga oleh Pemkab. Harapannya, saat malam tidak dijadikan arena nongkrong yang menimbulkan kerumunan.
Namun nyatanya, saat cuaca cerah malam hari, justru area itu menjadi tempat nongkrong muda-mudi yang diduga berpotensi negatif.
Kesaksian pedagang mainan keliling saat Minggu (16/1) malam kemarin, pasangan muda-mudi justru asik pacaran di bawah pohon, di dekat taman dan area yang memang remang-remang dan cenderung gelap.
“Saya kalau cerita jujur pokoknya pemandangan yang negatif lah,” ungkap salah satu pedagang yang enggan ditulis identitasnya, semalam.
Ia kerap melihat muda-mudi yang nongkrong dengan nyamannya layaknya pasangan sudah nikah. Bahkan saat pedagang melintas, seakan tak peduli.
Pantauan Radarmas, Minggu (16/1) malam, hingga pukul 21.00 masih ada puluhan pasangan muda-mudi yang santai berduaan.
Mereka memarkir sepeda motor di pinggir alun-alun dan berjalan kaki menuju area dalam alun-alun dan dekat pohon peneduh. Dari jalan raya tidak terlalu terlihat.
Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Tibumtranmas) Sat Pol PP Purbalingga, Sutriono SSos mengungkapkan, keramaian alun-alun sudah berupaya dibubarkan berkali-kali. Bahkan pada Minggu malam kemarin sampai 3 kali patroli. Ditambah patroli gabungan PPKM.
“Dari laporan petugas piket jaga, ada kerumunan puluhan orang. Lalu dibubarkan. Ada muda-mudi, orang tua dan pengendara motor yang melintas karena istirahat. Kami sudah memaksimalkan patroli sampai malam,” tuturnya, Senin (17/1).
https://radarbanyumas.co.id/warga-nekat-sambangi-alun-alun-purbalingga-meski-ditutup-selama-ppkm-level-2/
Diakui, adanya pemadaman lampu penerangan alun-alun karena sudah ada aturannya selama PPKM. Namun menjelang petang sampai malam, justru pengunjung alun-alun mulai ramai.
“Potensi kerumunan sangat tinggi. Karenanya, saat kami dapatkan bukti kerumunan, langsung dibubarkan. Kalau nongkrong muda-mudi bisa saja terjadi, karena membaur dengan pengunjung lain pada umumnya,” katanya. (amr)