PURBALINGGA - Akhir pekan kemarin, sejumlah kegiatan menjadi puncak pengisi Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke 191. Puncaknya bertabur religi dengan sholawatan, budaya dengan kupas sejarah, ekonomi dengan memberdayakan pedagang siomay dan cerdas cernat ngapak.
"Ada juga kemah ngapak di komplek Golaga yang bisa memiliki nuansa lain dan menyejukkan. Jadi masyarakat Purbalingga dimanjakan dengan berbagai kegiatan," tutur Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga Ir Prayitno MSi.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Festival Ngapak di daya tarik wisata Golaga (Goa Lava Purbalingga), Sabtu- Minggu (18-19/12). Festival yang digelar secara daring dan luring itu saat seremonial pembukaan hingga penutupan menggunakan bahasa Banyumasan.
"Festival yang baru pertama kali digelar di wilayah Banyumas raya ini sebagai salah satu upaya melestarikan bahasa daerah, khususnya bahasa Banyumasan. Sebagai orang Banyumas, tentu kita harus bangga dengan bahasa Ngapak-ngapak yang dikenal dan blakasutanya," kata Prayitno, Sabtu (18/12).
Kegiatan festival, antara lain sarasehan tentang bahasa Ngapak yang menghadirkan budayawan dan penulis Ahmad Tohari dari Banyumas, dan Agus Sukoco dari Purbalingga.
Kemudian ada lomba cerdas cermat ngapak, stand up komedi ngapak, band ngapak, kemah ngapak, pemutaran film layar tanjleb, dan penampilan berbagai seni budaya.
"Dalam kegiatan itu juga ada sosialisasi gempur rokok illegal, cukai illegal, karena kegiatan festival dibiayai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)," imbuhnya.
Tak hanya itu, Pemkab Purbalingga menggelar "Purbalingga Bersholawat" dalam rangka Peringatan Hari Jadi Ke 191 Kabupaten Purbalingga, Jum'at (17/12) di Pendopo Dipokusumo.
Sholawat kali ini dipimpin langsung oleh Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf atau Habib Bidin bersama Majelis Sholawat Az-Zahir dari Pekalongan.
Pada tausiahnya, Habib Bidin berpesan agar masyarakat harus taat kepada aturan pemerintah. Terlebih di saat pandemi, dimana pelaksanaan vaksinasi maupun protokol kesehatan dibutuhkan sengkuyung dari masyarakat agar pandemi cepat sirna.
"Insha Allah apapun yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya adalah untuk melindungi kesehatan rakyatnya. Dawuhe Habib Luthfi, kesehatan rakyat adalah kekuatan yang terbesar untuk negaranya. Nek rakyate sehat negorone kuat," kata Habib Bidin.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan, esok hari Purbalingga akan genap berusia 191 tahun. Usia tidak muda, tapi sangat matang bahkan sepuh. Banyak torehan prestasi maupun PR-PR yang harus diselesaikan ke depan
"Peringatan Hari Jadi ke-191 kita laksanakan secara sederhana, Karena apapun saat ini kita masih suasana keprihatinan pandemi Covid-19. Alhamdulillah berkat do'a semuanya kasus covid membaik, cakupan vaksinasi 74%, lansia hampir 64% artinya Purbalingga sudah memenuhi persyaratan PPKM Level 1," kata Bupati Tiwi.
https://radarbanyumas.co.id/unik-upacara-peringatan-hari-jadi-purbalingga-ke-191-gunakan-bahasa-jawa/
Dari kegiatan mendongkrak ekonomi juga diadakan festival Siomay.Memang identik sebagai makanan khas Jawa Barat, khususnya Kota Bandung, akan tetapi orang Purbalingga juga banyak yang bergerak di bidang ini. Terbukti dengan adanya paguyuban/komunitas pedagang siomay Purbalingga.
Dinas Koperasi dan UKM Purbalingga bekerjasama dengan Communitas Pedagang Siomay (Compas) Purbalingga gelar acara Nyiomay Bareng Masyarakat Purbalingga, Minggu (19/12) di lingkar barat GOR Goentoer Darjono. Ribuan siomay diberikan secara gratis kepada masyarakat yang datang.
Sekretaris Dinkop UKM Purbalingga, Adi Purwanto SS MSi menyampaikan tujuan acara ini yakni mempromosikan bahwa siomay di Purbalingga itu bukan cuma asli Bandung, tapi juga asli Purbalingga pegiat-pegiat siomay di Purbalingga cukup banyak.
"Di Purbalingga ada sekitar 60an pedagang siomay yang tergabung dalam komunitas. Pelaku UMKM di sektor siomay ini cukup banyak dan saat ini dalam posisi terkendala pandemi sehingga omsetnya sedang turun. Kita bantu untuk promosikan bahwa siomay di Purbalingga itu dibuat di Purbalingga dan dibuat oleh orang Purbalingga," kata Adi.
Ada sebanyak 20 gerobak siomay yang ikut dalam acara Nyiomay Bareng Masyarakat Purbalingga. Masing-masing memberikan 60-70 porsi siomay gratis, sehingga total sekitar 1200-1400 porsi.
"Dalam acara ini kita bantu Rp 500 ribuan per gerobak, tapi ke depan yang penting bukan hanya omset hari ini, tapi kita harapkan masyarakat mencintai siomay Purbalingga dengan cara membeli siomay yang rata-rata ideran semua," katanya. (*)