JAKARTA - Ribuan peserta demo yang berujung ricuh di sejumlah titik di Ibu Kota Jakarta diamankan polisi. Mereka diamankan diduga sebagai perusuh dan perusak fasilitas umum. Sanksi tegas akan diberikan pada para perusuh tanpa terkecuali.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan pemerintah akan menindak tegas terhadap para pelaku perusakan fasilitas umum dan kekerasan saat unjuk rasa berlangsung.
https://radarbanyumas.co.id/demo-sempat-ricuh-di-semarang-polisi-amankan-100-orang-diduga-penyusup/
Pemerintah telah menghormati kebebasan pendapat dan menyampaikan aspirasi masyarkat terkait UU Cipta Kerja. Namun, yang terjadi justru mengganggu ketertiban umum.
"Adanya aksi-aksi anarkis yang dilakukan massa di tempat-tempat tertentu dengan merusak fasilitas umum, melukai petugas, itu tindakan kriminal yang tidak dapat ditoleransi," tegasnya, Kamis (8/10).
Merusak fasilitas umum jelas semakin menganggu masyarakat lain yang tengah berjuang melawan pandemi COVID-19. Kara itu, pemerintah akan bersikap tegas terhadap aksi-aksi anarkis dan merusak yang justru menimbulkan kerugian.
"Pemerintah akan bersikap tegas dan melakukan proses hukum terhadap semua pelaku dan aktor yang menunggangi terhadap aksi-aksi anarkis yang berbentuk tindakan kriminal," tegasnya.
Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyebutkan hampir seribu orang diamankan terkait aksi demo rusuh di sejumlah titik di Jakarta. Mereka merupakan kelompok Anarko yang mencoba memancing keributan.
"Sudah hampir seribu yang kita amankan, itu adalah Anarko-anarko, perusuh itu," katanya.
Yusri menegaskan pelaku perusakan terhadap sejumlah fasilitas umum dan fasilitas kepolisian bukan buruh pengunjuk rasa. Mereka merupakan perusuh yang menunggangi aksi unjuk rasa buruh menentang Omnibus Law Cipta Kerja.
"Ini memang perusuh yang menunggangi teman-teman buruh melakukan unjuk rasa ini," tegasnya.
Dikatakannya pula, pihaknya juga tengah mengusut dugaan para pendemo dibayar untuk berunjuk rasa berujung ricuh di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Menurutnya para pendemo berusia remaja itu mendapatkan pesan berantai berisi ajakan untuk unjuk rasa dan bertindak anarkis.
"Kami dalami semua karena yang bikin rusuh memang orang-orang yang bukan guru atau mahasiswa ada niatan bikin rusuh maka kami amankan," katanya.
Selain itu, polisi juga tengah mengusut aksi perusakan sejumlah fasilitas umum di Ibu Kota dengan mencari para pelakunya. Salah satu yang akan diperiksa polisi adalah video-video perusakan yang beredar di media sosial.
"Kita akan selidiki semuanya, kita akan selidiki videonya semua ini, ini yang merusak perusuh, ada beberapa fasilitas," tegasnya.
Dalam demo berujung rusuh tersebut, sebanyak enam polisi terluka. Mayoritas polisi yang jadi korban mengalami luka pada bagian kepala. Mereka terkena lemparan batu dari massa aksi.
Luka lain yang dialami anggota terdapat pada bagian tangan, bahkan ada yang mengalami patah tulang tangan.
"Total hari ini ada enam anggota kami yang jadi korban selama mengamankan massa aksi, ada yang bocor bagian kepalanya terkena batu juga yang tangannya patah. Mereka masuk rumah sakit sekarang ini," katanya.
Ditambahkan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengatakan para perusuh dari kelompok Anarko mengaku mendapatkan ajakan untuk melakukan aksi unjuk rasa.
"Kami amankan beberapa orang massa tidak dikenal, remaja-remaja tanggung. Anak-anak sekolah yang tidak jelas tujuan, tapi ketika kami periksa hpnya semua ada ajakan demo," katanya.
"Kelompok-kelompok Anarko yang memang di beberapa kota selalu buat kerusuhan. Karena tujuan mereka satu, merusak," sambungnya.
Kelompok anarko tersebut diamankan di sekitar Asia Afrika Senayan, Portal Senayan, Jalan Veteran, Pancoran, Palmerah, dan lainnya.
Kembali ke Yusri, terkait pengamanan aksi demo di Jakarta, pihaknya mengerahkan 9.346 personel.
"Sejak Senin (5/10) sampai Kamis (8/10), personel tetap 9.346 ditambah 10 SSK. Ini antisipasi kita untuk kegiatan hari ini," katanya.
Tidak hanya personel kepolisian, personel TNI bersama pemerintah daerah turut disiagakan untuk antisipasi pengamanan.
"Semua pos, tempat, kita duduki, tempatkan personel TNI-Polri bersama pemerintah dalam hal ini Satpol PP dan Dinas Perhubungan," tambahnya.
Selain melakukan penjagaan di titik vital, personel pengamanan gabungan juga melaksanakan kegiatan pencegahan penumpukan massa dengan kegiatan patroli gabungan.
"Kemudian kita lakukan tindakan preventif dengan patroli. Kita upayakan, kita imbau mereka semuanya supaya mereka kembali," ujarnya.(gw/fin)
samb: Pendemo Terima Pesan Berantai