PURBALINGGA - Lebih dari 30 tahun lamanya, ribuan warga Desa Kutabawa, khususnya di Dusun V Bambangan dan sekitarnya, jarang merasakan mandi hingga berkali-kali dalam sehari. Sudah bisa mandi sehari sekali sudah sangat senang. Kini, hampir dua tahun, mereka tidak mengusulkan droping air bersih lagi dari Pemkab Purbalingga. Pasalnya, pipa jaringan air bersih yang bersumber dari kaki Gunung Slamet wilayah Banyumas, sudah bisa dinikmati.
Rohmat, mantan kepala dusun setempat mengaku, kondisi geografis yang cukup tinggi dan hanya mengandalkan air hujan, menjadikan wilayah Dusun V Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, sangat mendambakan air yang murah dan bersih serta mudah didapatkan.
https://radarbanyumas.co.id/lokasi-pusat-sumber-air-di-pancuran-7-baturraden-sudah-di-survei-untuk-warga-kutasari-purbalingga/
Namun selama puluhan tahun, mereka belum bisa menikmati dengan mudah, baru pada tahun 2019 lalu, pipa jaringan air bersih hasil Bantuan Gubernur (Ban Gub), bisa dirasakan airnya. Sebelumnya, ketika warga menginginkan air bersih, mereka harus membelinya sampai ke perbatasan Purbalingga- Pemalang. Bahkan harus merogoh kantong lumayan. Itupun biasanya lebih mementingkan air untuk masak dan mencuci sayur mayor hasil panen.
“Jujur, adanya air bersih ini menjadikan kami bisa merasakan nikmatnya mandi pada umumnya. Bahkan ibarat sehari bisa mandi tiga kali seperti minum obat. Meski harus dikelola dan ada iurannya, namun sangat ringan,” ungkapnya, kemarin.
Sukamto, warga yang rumahnya persis di pintu masuk pendakian Gunung Slamet Bambangan, Kutabawa, juga merasakan hal yang sama. Saat belum ada air bersih seperti sekarang, bisa leluasa menggunakan air. Baik untuk mandi, mencuci dan memasak serta membersihkan hasil panen seperti wortel, dan lainnya.
Sebelumnya, warga mengandalkan bak penampung sederhana sebagai tadah hujan. Kelamaan bak rusak dan harus mengimpor air bersih dengan membelinya dari wilayah Pemalang. Itupun hanya terpakai dalam hitungan jam. Keesokan harinya bisa “kulakan” air bersih lagi.
Sementara itu Kepala Desa Kutabawa, Budiyono mengungkapkan, pembangunan jaringan air bantuan Gubernur tahun 2017-2018 dengan nilai anggaran mencapai Rp 10 miliar. Jaringan itu ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan air untuk 650 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Desa Kutabawa.
“Saat ini kami sudah tidak kekurangan lagi. Tinggal memaksimalkan adanya bak penampung air,” kata Kades Kutabawa, Budiyono.
Jaringan dengan sumber air berjarak kurang lebih 18 kilometer itu saat ini dipergunakan warga dengan dipasangi meteran air. Sehingga dalam sebulan bisa dievaluasi dan dicatat besaran biaya yang harus ditanggung per rumah. (amr)