FUMIGASI : Petugas khusus saat sedang melakukan fumigasi. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Ribuan koleksi di Museum Prof DR Soegarda Purbakawatja Purbalingga, rawan mengalami kerusakan. Karenanya, untuk kali pertama, museum kabupaten difumigasi atau anti serangga. Terutama untuk koleksi yang memiliki bahan dasar kayu.
Kasi Cagar Budaya, Permuseuman dan Sejarah Dindikbud Kabupaten Purbalingga Sudino SPd mengatakan, pelaksaan fumigasi selesai dalam lima hari. Saat ini masih ditutup untuk perbaikan kelistirikan. Fumigasi dilakukan untuk mencegah beberapa serangga perusak, sperti ngengat, rayap dan sejenisnya.
“Langsung lubang dan titik yang disinyalir menjadi sarang serangga, disemprot. Penyemprotan dilakukan menyeluruh, sehingga harus ditutup. Nanti kalau semua sudah selesai, maka akan dibuka kembali. Pekan ini akan dibuka,” tuturnya, Rabu (15/7).
Dia menambahkan, saat ini jumlah koleksi total sebanyak 1.504. Terdiri dari koleksi uang kuno, senjata keris, tombak, gerabah zaman prasejarah, batu serpihan bengkel purba dan lainnya. Termasuk ada keramik tua, kereta kuda, pedang dan beberapa koleksi unik lainnya.
Koleksi lain seperti Tosan Aji jenis keris, masih membutuhkan perawatan (Jamasan), bukan fumigasi. Paling tidak sebulan sekali dengan orang khusus, dan bahan- bahan khusus yang tidak bisa asal- asalan. Bahkan ada bahan buah jeruk nipis juga tidak asal jeruk nipis.
“Khusus fumigasi, dilakukan dengan lebih dari 3 petugas khusus. Lalu menutup semua koleksi dengan plastik dan dilakukan penyemprotan dalam beberapa hari,” tambahnya.
Koleksi paling banyak yang terkait dengan hasil kebudayaan Purbalingga jaman dulu. Ada juga tenaga kurator jika akan diinventarisasi.
Dalam sehari, kunjungan bisa mencapai lebih dari 20 orang pelajar. Biasanya mereka berkunjung pada pukul 12 siang lebih. Rata- rata ada yang melihatkoleksi benda purbakala, dan ada juga yang numpang swafoto. (amr)