GAGAH : Gunung Slamet masih mengepulkan asap putih cerah setiap pagi. Foto diambil dari Desa Cipaku, Kecamatan Mrebet. CAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendirikan Pos Pengamatan Gunung Slamet Gambuhan, Pemalang, Gunung Slamet mengalami tiga kali erupsi, yaitu tahun 1988, 2009 dan 2014. Meski tak persis lima tahunan, namun selalu ada gejala erupsi selama siklus itu.
“Semua letusan saat erupsi saya alami. Karena kebetulan selalu bergerak di bidang SAR dan sosial. Kurang lebih lima tahunan, meski saat ini masih belum menampakkan perubahan ekstrem.. Kita harapkan tidak ada erupsi besar,” kata Pegiat SAR Purbalingga, Murbawantik Seno Aji, baru- baru ini.
Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet adalah erupsi magmatik yang menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak. Ada pula potensi erupsi freatik dan hujan abu di sekitar kawah. Freaktik yaitu proses keluarnya magma ke permukaan bumi karena pengaruh uap yang disebabkan sentuhan air dengan magma baik secara langsung ataupun tidak langsung.
https://radarbanyumas.co.id/pengunjung-pantai-membludak-di-cilacap-abaikan-protokol-kesehatan/
https://radarbanyumas.co.id/pembukaan-obwis-tunggu-simulasi-kedua/
Meski begitu, dirinya tak berani berspekulasi bahwa Gunung Slamet yang kini berstatus Waspada atau Level II akan mengalami erupsi yang sama dengan tiga letusan terakhir. Sebab, dilihat dari jejak geologinya, Gunung Slamet pernah meletus besar.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga menegaskan jika Gunung Slamet tetap dalam kondisi Level II (Waspada). Gunung dengan ketinggian 3.428 Mdpl ini dinilai tidak terpengaruh adanya erupsi Gunung Merapi bulan lalu.
Meski aman, namun aktifitas pendakian dari Bambangan, Kutabawa Kecamatan Karangreja, masih ditutup, sejak setahun lalu. Warga setempat juga tetap dilarang melakukan aktifitas dengan radius 2 kilometer dari kawah.
Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, MuchammadUmar Faozi MKes mengungkapkan, tidak ada data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyebutkan aktifitas Gunung Slamet meningkat karena pengaruh erupsi Gunung Merapi.
“Aman, artinya tidak ada peningkatan aktifitas yang memicu erupsi. Harapannya tidak ada aktifitas yang mengkhawatirkan. Gunung juga sangat diminati, tidak aktifitas ekstrim,” ungkapnya.
Pihaknya juga tetap berpedoman pada informasi dari lembaga yang memiliki kewenangan. Yaitu PVMBG dan Posko Pantau Gambuhan Pemalang. Mereka memiliki keakuratan info terkait hal itu. Namun upaya mengimbau warga masyarakat agar tetap tenang, tidak usah khawatir berlebihan, tetap dilakukan.
“Kita tetap harus memiliki kewaspadaan. Tapi bukan selalu takut pada kondisi gunung,” ungkapnya. (amr)