JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap 12 terduga teroris anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Islamiyah di tiga wilayah berbeda di Indonesia, yakni Kalimantan Selatan, Bali, dan Bima (NTB).
Dari data yang diterima Fajar Indonesia Network (FIN) dari 12 orang tersebut, tujuh tersangka teroris diamanan di tiga wilayah yang berbeda. ”Para terduga teroris merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Islamiyah. Tujuh orang ditangkap di Kalimantan Selatan,” terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Pol Awi Setiyono.
Awi merinci ketujuh terduga tersebut. Pertama, tersangka inisial NZN alias Zay alias Armagedon yang ditangkap pada Senin 1 Juni pukul 13.00 WITA. NZN ditangkap lantaran diduga terlibat anggota JAD dan menjabat sekretaris, sedangkan tersangka lainnya yang ditangkap di Kalimantan Selatan adalah MRR, AS, MN, TA dan S. ”Satu tersangka lainnya telah meninggal dunia. Sedangkan di Bali, Densus 88 menangkap dua tersangka berinisial MRAH dan MHAH,” jelasnya.
MRAH ditangkap karena terlibat melakukan survei di Lebak, Banten, untuk mencari korban warga keturunan Tionghoa yang nantinya dijadikan target Jamaah Islamiyah. ”Sedangkan yang kedua MHAH ini ditangkap di Kabupaten Serang, Banten. MHAH terlibat perencanaan perampasan senjata milik aparat kepolisian,” jelasnya.
Untuk yang terakhir Densus meringkus tiga anggota kelompok Jamaah Islamiyah di wilayah Bima, NTB pada 8 Juni silam, yakni ER, WA dan HA. ”Saat ini semua dalam pengembangan, dan informasi-informasi lainnya pun terus kami kumpulkan. Masyarakat di tengah kondisi seperti ini, tetap diharapkan untuk waspada, dan berhati-hati melihat gelagat ada warga yang tidak dikenal di lingkungannya,” pintanya.
https://radarbanyumas.co.id/seorang-wanita-wni-diduga-dalangi-teror-bom-di-filipina/
Sebelumnya Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i mengatakan jika sejumlah terduga teroris yang diamankan di wilayah itu terkait serangan Polsek Daha Selatan yang terjadi 1 Juni silam. ”Telah disampaikan, dan benar Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah menangkap terduga terlibat pelaku teror yang masih terkait kasus di Daha,” terangnya.
Namun Rifa'i tidak bersedia membeberkan lebih jauh kronologis penangkapan dengan alasan kasusnya ditangani Densus 88. ”Yang pasti Mabes Polri yang rilis nanti lebih lengkap jika seluruh jaringan ini terungkap,” jelasnya.
Seperti diketahui pada 1 Juni 2020 terjadi penyerangan Polsek Daha Selatan, Polres Hulu Sungai Selatan, Polda Kalsel hingga jatuhnya korban jiwa Bripka Anumerta Leo Nardo Latupapua. Pelaku pun akhirnya dilumpuhkan dan kemudian tewas lantaran tak mau menyerah diri dan berusaha terus menyerang petugas yang coba menghentikan aksinya.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang baru saja menangkap 12 terduga teroris anggota kelompok JAD dan Jamaah Islamiyah di tiga wilayah berbeda di Indonesia.
”Tentu saja kami mengapresiasi keberhasilan Densus 88 dalam menangkap 12 orang terduga teroris, dan mendukung pemerintah dalam upaya pemberantasan dan pencegahan terorisme di Indonesia," ujar Bamsoet dalam pernyataan tertulis.
Menurut Bamsoet, Tim Densus 88 Antiteror bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus terus mengusut tuntas terhadap jaringan teroris terkait, serta menindak tegas pihak-pihak yang terbukti terlibat dalam jaringan terorisme tersebut.
Politikus senior Partai Golkar itu mendorong BNPT bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam mengawasi pergerakan kelompok radikal melalui media daring.
Mantan Ketua DPR RI itu memandang perlu mewaspadai munculnya generasi kelompok radikal dari hasil doktrinasi jarak jauh melalui media daring dengan meningkatkan deteksi dini dan respons cepat terhadap akun, situs, maupun konten yang terindikasi mengandung unsur radikal. Hal itu diperlukan seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang makin memudahkan dalam melakukan komunikasi dan penyebaran informasi.
Bamsoet juga mendorong Koopsusgab TNI (Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL, dan Satbravo 90 Korphaskas TNI AU), Badan Intelijen Negara (BIN), BSSN, dan intelijen kepolisian terus meningkatkan kinerja dan kewaspadaan dengan mengantisipasi, mencegah, dan menanggulangi pergerakan terorisme, terutama menjaga stabilitas keamanan menjelang Pilkada 2020. (fin/ful)