WISATA DALAM KOTA : Beberapa turis asal Belanda saat naik delman di kota Purbalingga. AMARULLAH NURCAHYO/RADAR BANYUMAS
PURBALINGGA- Para penarik delman atau dokar di seputar kota, khususnya seputar alun- alun Purbalingga berharap masih bisa mangkal di seputar alun- alun Purbalingga. Yaitu pasca rencana adanya revitalisasi alun- alun. Karena PKL akan direlokasi, delman sebagai kendaraan tradisional selayaknya masih bisa mangkal.
“Saat ini tidak ada masalah, karena bisa setiap hari mangkal dan mencari nafkah. Paling ramai malam Minggu. Namun hari lainnya juga lumayan. Jika alun- alun jadi diubah tampilannya, kami berharap tetap bisa usaha di situ,” kata Koordinator pengelola delman Purbalingga, Yulianto, Jumat (8/3).
Pihaknya akan tetap menjaga ketertiban lalulintas, kebersihan lingkungan jalan dan alun- alun. Selain itu akan berjajar rapi tanpa menganggu arus lalulintas setempat. Kini tarif naik delman muter kota sedelman diborong Rp 40 ribu.
Para penarik delman jumlah terakhir 15 orang. Dengan asal masing-masing menyebar, ada yang dari Kutasari, Kaligondan dan lainnya. Mereka mengais rejeki setiap hari di kota. “Kami siap ditegur jika pengelola delman tidak bisa menjaga kerapian, kebersihan dan lainnya sehingga merugikan pihak lain,” tegasnya.
Yuli mengakui, keberadaan delman sangat dinanti. Karena tak hanya pengunjung maupun warga lokal, namun turis asing juga kerap menyewa delman hingga keliling beberapa wilayah dan lokasi wisata.
Dia mencontohkan, hamper setiap tahun belasan turis asal Belanda berhenti di tepi jalan tak jauh dari tempat delman berkumpul. Rasa gembira terlihat dari para wisatawan itu yang sudah merindukan naik delman di Purbalingga.
“Sejak tiba di Jakarta, rombongan wisatawan dari Belanda sudah menjadwalkan untuk berwisata naik delman keliling kota Purbalingga. Mereka juga ingin sekali melihat areal persawahan yang menghijau,” ungkapnya. (amr)