ILUSTRASI rempah-rempah jadi produk ekspor Indonesia
JAKARTA - Sebanyak lima negara yang memiliki ekonomi besar telah masuk jurang resesi, seperti Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Singapura, Hongkong, dan Jerman.
Indonesia sendiri sebetulnya sudah masuk ke dalam resesi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 masih positif 2,97 persen. Namun pada kuartal II dan III/2020 diprediksi sejumlah kalangan akan terkontraksi minus.
Nah, agar bisa meredam krisis tidak terlalu dalam, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira berpadangan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional harus menggenjot pasar ekspor.
Untuk itu, kata dia, pemerintah Indonesia harus memetakan negara mana saja yang perekonomiannya tidak minus di tengah Covid-19. Misalnya, negara Cina pada kuartal II/2020 tumbuh positif 3,2 persen. "Artinya demand produk Indonesia di Cina bisa segera pulih lebih cepat dari AS," kata Bhima, kemarin (2/8).
Selain Cina, lanjut Bhima, ada beberapa negara yang pertumbuhan ekonominya tinggi pada kuartal I/2020 dibanding Cina, yakni Turki dengan posisi 4,5 persen, Mesir 5 persen. "Negara-negara lain yang juga tumbuh positif di saat pandemi yani Cihili 0,4 persen, Rusia 1,6 persen, dan Norwegia 1,7 persen," tutur Bhima.
Negara-negara tersebut, menurutnya, berpotensi bisa menjadi pasar ekspor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sehingga Indonesia bisa terhidnar dari jurang resesi. "Harus buka ekspor ke sana," ucapnya.
Sementara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, untuk mendukung ekonomi pada kuartal III/2020, salah satunya adalah mendukung pemberian dan restrukturisasi kredit UMKM. Hal ini seiring pertumbuhan ekonomi global diprediksi mengalami kontraksi sehingga berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia yang ikut negatif,
"Pada akhirnya kita berharap kuartal III/2020 ekonomi kita bisa bangkit sehingga tidak lagi berada di zona kontraksi. Ada confidance di mana sektor usaha kecil menjegah, korporasi, perbankan bisa bergerak," katanya.
Dukungan kredit juga tidak hanya diberikan bagi nasabah perbankan, tetapi juga UMKM, bahkan pelaku usaha non BUMN. Melalui pemberian stimulus tersebut diharapkan mampu menggerakkkan kembali roda perekonomian. Selain itu, mempercepat realisasi belanja "Pemerintah juga mempercepat belanja di APBN sehingga dia juga bisa menambah kebangkitan ekonomi agar dia bisa meningkat pada kuartal 3 dan 4," pungkasnya. (din/fin)