33 Balita Purbalingga Terinfeksi HIV
PURBALINGGA- Kasus HIV/AIDS di Purbalingga benar-benar mencengangkan. Tahun ini, ada 33 balita di kabupaten tersebut yang sudah terinfeksi HIV. Pemkab Purbalingga wajib memperhatikan kasus HIV/AIDS. Lonjakan kasusnya mencapai tiga kali lipat atau 300 persen,
Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Purbalingga mencatat, Januari sampai Oktober 2017 terdapat 22 bayi dan 10 balita terinfeksi HIV. Ditambah, 60 kasus HIV/AIDS pada usia produktif, dengan 12 diantaranya meninggal dunia.
Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon menjelaskan, peningkatan kasus HIV/AIDS di kabupaten Purbalingga selama 2017 sangat memprihatinkan . Selain karena peningkatanya hampir mencapai tiga kali lipat dibanding kasus HIV/AIDS pada 2016, adanya pergeseran faktor risiko juga membuatnya miris.
Menurut data KPAD Purbalingga, pada kurun 2010 hingga 2016 di kabupaten Purbalingga terdapat 168 kasus HIV/AIDS, dimana 14 penderita diantaranya meninggal dunia. Sedangkan pada Januari hingga Oktober 2017 ini, terdapat 60 kasus dengan 12 diantaranya meninggal dunia.
Dia mengatakan, faktor risiko HIV/AIDS pada 2017 juga mengalami pergeseran. Kalau pada kasus-kasus sebelumnya faktor resikonya lebih pada kaum heteroseksual. Namun pada 2017 ini ada pergeseran dimana banyak ditemukan kasus HIV/AIDS pada kaum lajang yakni pada anak usia produktif yang berumur antara 18 hingga 26 tahun.
"Kemarin kami bahkan menemukan banyak balita dan bayi yang terinfeksi HIV dari ibunya. Saat pemantauan pekan layanan HIV/AIDS kemarin saya menemukan 22 balita dan 10 bayi terinveksi HIV. Sungguh saya sangat miris,” jelasnya.
Kondisi tersebut diharapkan menjadi keprihatinan bersama semua stakeholder. Kasus HIV/AIDS sejatinya seperti fenomena gunung es. Dimana kondisi yang terpantau hanya dipermukaannya saja, dan dimungkinkan kondisi yang sesungguhnya jauh lebih banyak dari pada yang terpantau.
"Saya yakin masih banyak penderita HIV/AIDS diluar data yang belum terdeteksi. Ini harus kita cari. Tahun ini kita lakukan pekan pelayanan HIV, untuk mencari penderita lain agar perkembangan virus HIV bisa ditekan sekaligus untuk melakukan deteksi dini," katanya.
Dia juga meminta kepada para kader kesehatan, kepala Puskesmas dan KUA agar deteksi dini HIV/AIDS juga digalakkan kepada para catin calon pengantin. Setiap calon pengantin yang akan menikah harus melakukan pre screening atau premarital test berupa tes HIV. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya mengurangi penyebaran HIV.
"Disamping itu, setiap ibu hamil di premester awal atau 3 hingga 4 bulan kehamilan dihimbau untuk melakukan tes HIV. Sekarang sudah bisa dilakukan di semua layanan kesehatan," tambahnya.
Tak hanya itu, bersama petugas Satpol PP dan Polres Purbalingga, pihaknya juga melakukan tes kepada pemandu lagu di sejumlah tempat karaoke dengan hasil negatif.
Test HIV/AIDS tersebut dilakukan di Green Karaoke Planjan sebanyak 19 pemadu lagu dan satu karyawati, dengan hasil rapid test HIV non reaktif atau negatif.
Di Pasific Karaoke juga dilakukan tes kepada 6 pemandu lagu, hasilnya negatif, di Happy Green/Warjau juga dilakukan tes kepada enam pemandu lagu dan hasilnya negatif. Tes juga dilakukan kepada satu orang PSK yang berhasil ditemukan di Terminal Purbalingga, dengan hasil tes negatif.(gal/tya)