Mengenal Bayu Prabandaru, Slah Satu Sineas Film Purbalingga

Senin 17-10-2016,18:22 WIB

Spesialis Film Sosialisasi Pemerintah dan Dokumenter Kebanyakan orang awam tak terlalu ambil pusing saat melihat film. Rumit dan seluk beluk pembuatannya tentunya tak akan dipikirkan. Padahal dibalik suksesnya film, semua saling berkaitan. Bagaimana kerumitan dan pengalaman Bayu Prabandaru, sineas muda asli Purbalingga yang selama ini bergelut dalam dunia sinematografi. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Sebagian besar penikmat film pada umumnya sepakat jika produk suatu film merupakan kerja tim. Ada produser, sutradara, kameramen, penulis skenario dan kru lainnya. Namun Bayu Prabandaru (41) sepertinya jarang bekerja secara tim, karena 70 persen tugas tersebut dilakukan sendiri. Hal itu dilakukan bukan karena tidak menghargai kru. Menurutnya kru tetap penting dan harus dihargai. Semua yang berperan dalam suatu pembuatan film tetap tercantum dan dihargai kerjanya. Meski tak ada salahnya sejumlah tahapan membuat film dikerjakan sendiri. Paling tidak dirinya tetap didampingi kru saat menyelesaikan pembuatan atau tahapan akhir film. Pria bertubuh subur yang juga penyiar di radio pemerintah daerah itu juga mengaku, kebanyakan film yang diproduksi di bawah payung Cinema Verite yang dikomandani dirinya sendiri berupa sosialisasi program pemerintah. Selain itu juga beberapa film dokumenter. “Saat ini kami masih membutuhkan dukungan semua pihak agar tetap bisa produktif dan inovatif. Namun sejumlah acara pemkab juga tetap saya layani dengan maksimal. Hanya saja jika ada dukungan lagi, produksi kami akan lebih dinamis,” ungkapnya. Bayu yang tinggal di wilayah Kecamatan Kutasari ini mengaku sering dapat ide membuat cerita atau narasi film dari wilayahnya sendiri. Bahkan kemampuan yang didapatkan sejak tahun 1998, selalu diasah dan direalisasikan dalam membuat film-film berkualitas. Tingkat kesulitan selalu bisa teratasi saat semua kru siap dan dana serta lingkungan mendukung. “Sebagian besar merupakan film edukasi atau pesanan pemerintah untuk program tertentu. Sebut saja mulai dari tahun 2005-2009, ada sejumlah film terkait pendidikan, KDRT, Pilkades dan lainnya. Puluhan film sosialisasi sudah saya buat,” jelasnya yang mengaku lebih rumit mengerjakan film sosialisasi daripada film fiksi. Pria yang mengawali kemampuan sinematografi dengan pendidikan di Kursus Pengetahuan Umum (KPU) Sinematografi, Kuningan Jakarta Selatan, itu juga sempat membuat dan mengikuti festival flm dokumenter tingkat provinsi. Bahkan pada tahun 2011, masuk nominasi film dokumenter Jateng dalam festival film dokumenter dengan tema kearifan lokal. Ke depan, penyuka berita olahraga sepakbola ini ingin membuat film drama berdurasi 45 menit yang mengangkat tema kehidupan remaja khas Purbalingga. Harapannya, akan lebih dekat dengan remaja dan mereka bisa belajar dari film terkait bagaimana seharusnya dia mencapai kesuksesan hidup maupun menuju cita-cita. Namun bapak satu anak itu mengaku terkedala dana dan pihak yang mau dan mampu bekerjasama. Untuk kru dan pemain lainnya, dirinya siap dan saat ada kesempatan akan segera diwujudkan. (*/sus)

Tags :
Kategori :

Terkait