Tinggal di Atas Pohon
Masih Jadi Misteri, Kisahnya Ramai sampai Pemalang
Kemungkinan hanya beberapa orang yang mengetahui jika di kawasan hutan lindung Carang Lembayung wilayah Ardi Lawet (Purbalingga Bagian Timur), masih ada penghuni yang sering dinamakan Wong Alas Carang Lembayung. Bagaimana keberadaan mereka yang sampai saat ini masih misteri, padahal ceritanya ramai sampai ke wilayah perbatasan Pemalang.
AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga
Konon, Wong Alas hidup dan berdomisili di sekitar kawasan Ardi Lawet. Sebuah pegunungan yang ada di sebagian besar wilayah Kecamatan Rembang dengan perbatasan Kabupaten Pemalang.
Selama puluhan tahun, kisah tentang Wong Alas yang menghuni kawasan hutan lindung hanya beredar di Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Dusun Karang Gintung Desa Panusupan, Desa Tundaga, dan Desa Watukumpul (Pemalang).
Saat itu tahun 2004, ketika Perhimpunan Pencinta Alam Ganesha Muda (PPA Gasda) SMAN 1 Purbalingga melakukan penjelajahan di kawasan hutan Ardi Lawet, kisah tentang Wong Alas itu mulai beredar. Pesona dan kesan misterius kawasan itu membuat anggota PPA Gasda selalu datang.
“Sejak tahun 1998, kabar mengenai Wong Alas sampai ke Gasda dari salah satu anggotanya Sudibyo,” tutur Taufik Katamso, alumni dan Anggota Luar Biasa (ALB) PPA Gasda yang sudah mengunjungi kawasan hutan lindung Ardi Lawet.
Kepada rekan-rekannya, Sudibyo mengisahkan pengalaman rekan sekampungnya yang menjelajah kawasan hutan Ardi Lawet namun tersesat di sebelah utara Ardi Lawet. Ketika berada di hutan, mereka menjumpai serombongan orang yang tinggal diatas pohon.
Pada tahun yang sama, sejumlah anggota Gasda mengadakan ekspedisi Panukumpul. Berangkat dari Desa Panusupan dan rencananya berakhir di Watukumpul, Pemalang. Perjalanan dimulai dari Desa Panusupan menuju Ardi Lawet, menyisir punggungan sisi barat Gunung Pulosari, Gunung Kraton, Gunung Senggani dan terakhir melewati Punggungan Rocky yang melintang dari Barat ke Timur. Namun penjelajahan gagal.
“Baru pada pada 2002 ekspedisi ini berhasil menembus jalur Panusupan-Watu Kumpul. Saat istirahat dan menginap di rumah warga di Desa Tundagan (Pemalang), tim ekspedisi untuk pertama kalinya mendengar banyak kisah tentang Wong Alas,” tambah Taufik.
Warga Desa Tundagan mengidentifikasi Wong Alas dengan sebutan Suku Carang Lembayung. Wong Alas kabarnya merupakan keturunan prajurit kerajaan Pajajaran. Anak buah Syekh Jambu Karang. Karena enggan mengikuti Syekh Jambu Karang memeluk agama Islam, prajurit itu bersembunyi di hutan sekitar Ardi Lawet.
Taufik mengatakan, bukti adanya Wong Alas terdapat sebuah candi di wilayah Tundagan atau sebagai situs petilasan. Warga Tundagan umumnya meyakini populasi Wong Alas itu merupakan manusia yang kebetulan memiliki daya linuwih karena bisa menghilang. Sebagian lainnya lebih percaya Wong Alas merupakan makhluk halus penghuni sekaligus penjaga hutan kawasan Gunung Kraton dan Ardi Lawet.
Terdapat empat desa yang letaknya tidak jauh dari kawasan wingit Ardi Lawet dan Gunung Kraton. Yaitu Desa Tundagan di wilayah Pemalang, Desa Sirau, Penusupan, Tunjung Muli (Karangmoncol). Dari empat desa tersebut, versi cerita tentang Wong Alas sangat beragam.
Umumnya warga Panusupan mengaku tidak tahu mengenai Wong Alas, meski tidak sedikit warga yang secara rutin menebang kayu di hutan.
Sementara warga Desa Tunjung Muli hanya sebagian kecil yang kerap melintas jalan setapak sepanjang Sungai Kahuripan menuju Tundagan. Tidak jarang mereka berpapasan dengan Wong Alas ditengah hutan. Konon sosoknya berupa manusia berpakaian putih tanpa jahitan. (*/sus)