PURBALINGGA- Penambahan koleksi yang dilakukan sejak 2015, ternyata belum menarik minat masyarakat untuk datang ke Museum Budaya Prof Dr R Soegarda Poerbakawatja. Museum sering terlihat lengang.
Kepala Seksi Sejarah, Museum dan Keperbukalaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purbalingga Rien Anggraeni mengakui, jumlah pengunjung museum Soegarda kecil. Bahkan pada tahun 2015, nyaris tak ada pengunjung. Baru empat bulan terakhir, museum yang berlokasi tepat di tikungan utara alun-alun Purbalingga mendapat kunjungan menyedot 500 orang.
"Kebanyakan pelajar, karena ada kegiatan sekolah," ungkap Rien.
Untuk memancing minat masyarakat sudah melakukan berbagai upaya. Seperti beberapa acara kesenian yang digelar di areal museum. Namun belum maksimal menyedot pengunjung lebih banyak.
"Minat warga untuk mengunjungi museum memang masih sangat rendah. Dampaknya museum selalu sepi pengunjung," ungkapnya.
Selain menjadikan museum Sogarda sebagai alternatif kegiatan kesenian, revitalisasi museum juga dilakukan. Pada tahun 2016, salah satu koleksi yang ditambah yakni delman kuno dari tahun 1860. Selain itu juga pemasangan dinding museum serta pengadaan lampu sorot. "Biaya revitalisasi totalnya Rp 60 juta," ungkap Rien.
Museum yang lebih banyak mengoleksi alat-alat tradisional yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari orang Purbalingga dalam kebudayaan Jawa, menurut Rien, tidak terlalu lapang. Padahal lokasinya sangat strategis. Untuk diperluas tidak memungkinkan karena beberapa areal akan mengalami penyusutan karena pelebaran jalan.
"Saya akui memang kurang representatif. Tapi untuk diperluas juga tak mungkin," ujarnya. (ziz/sus)