PEMERIKSAAN: Tim menyasar petani untuk tensi ke sawah.
SUMPIUH - Ada yang berbeda pada peringatan di Hari Hipertensi Sedunia. Di Desa Selandaka Kecamatan Sumpiuh, tim tensi tidak hanya sebatas di komplek kantor desa menunggu warga datang.
https://radarbanyumas.co.id/pasca-lebaran-salat-jumat-dipantau-ketat-penerapan-protokol-kesehatan/
Tim melakukan "razia" tensi ke areal persawahan. Bidan Desa Selandaka Puskesmas Sumpiuh II Triwik Setyowati menceritakan ide jemput bola berawal dari rasa keprihatinan.
"Prihatin terhadap petani. Mereka hampir tidak bisa cek rutin karena sibuk di sawah," ujar Triwik, Kamis (20/5).
Banyak buruh tani yang ingin tetap sehat. Tapi, ketika jadwal posyandu atau posbindu kerap tidak dapat hadir. Lantaran harus bekerja di sawah.
Juga, mengingat beberapa kasus. Ada warga yang mengalami serangan jantung atau stroke dan meninggal di sawah. Peristiwa terakhir tiga hari lalu. Warga Desa Selandaka merumput ditemukan tak bernyawa di sawah dengan riwayat hipertensi.
"Oleh karena itu, di Hari Hipertensi Sedunia, kami hadir turun ke sawah. Waktu di jalan kita mulai, yang lewat curiga, dikira operasi masker. Ternyata, razia tensi," imbuh Triwik.
Petani antusias mengikuti pemeriksaan. Walau duduk di bahu jalan atau ada juga yang tangan ditopang pada kap mobil. Hal tersebut sebagai wujud kepedulian tenaga medis atas kondisi kesehatan warga.
Dari hasil pemeriksaan, mayoritas tekanan darah masih dalam batas normal. Bagi yang tinggi, mendapatkan penanganan lanjutan.
"Harapannya, kita bisa kenali tekanan darahnya, cegah supaya tidak jadi tinggi atau tidak semakin parah, obati jika memang sudah hipertensi dan rawat jika sudah terjadi," tandas Triwik. (fij)