Antrian pendaftaran di Puskesmas 1 Tambak, kemarin. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS
TAMBAK - Puskesmas I Tambak memantau ketat kondisi kesehatan 150 lanjut usia (lansia). Pasalnya 150 lansia itu, mengalami penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan harus bergantung kepada obat-obatan.
"Kebanyakan lansia tidak yang kadar gulanya tinggi tidak minum obat ketika kondisi gulanya sudah berangsur angsur normal atau rendah. Terus di saat gula darah naik baru minum obat lagi. Kebanyakan seperti itu. Padahal harus selalu rutin mengkonsumsi obat," jelas Kepala Puskesmas 1 Tambak, dokter Harry Widyatomo, Jumat (5/10).
Dijelaskannya, banyak lansia tersebut menderita penyakit diabetes mellitus dan hipertensi. Bagi penderita diabetes kecenderungan disertai dengan hipertensi. Mayoritas lansia yang menderita penyakit tersebt berusia di atas 50 tahun.
"Pengecekan kesehatan rutin harus dilakukan. Sehingga kesehatan lansia terkontrol," katanya di Puskesmas 1 Tambak.
Kendati demikian, menurutnya tidak hanya lansia yang beresiko menderita diabetes dan hipertensi. Usia produktif juga rentan terserang dua penyakit tersebut. Terlebih bagi yang gaya hidupnya tidak seimbang.
"Pemicu penyakit tidak menular dapat disebabkan oleh kegagalan mengelola stres. Jadi untuk pencegahan, selain diet seimbang juga pengelolaan stres," tutup Harry. (fij)