Cuaca Hambat Produksi Tempe di Kemranjen

Kamis 09-08-2018,16:11 WIB

MEMBUAT TEMPE : Seorang pengrajin tempe di Desa Sibalung, Kemranjen sedang membuat tempe, Rabu (8/8).FIJRI RAHMAWATI KEMRANJEN - Suhu dingin yang terjadi di Banyumas akhir-akhir ini, menyebabkan produksi tempe rumahan di Desa Sibalung, Kemranjen terhambat. Temperatur yang mencapai antara 18-20 derajat celcius saat kemarau ini, membuat pertumbuhan jamur melambat. "Suhu dingin menghambat produksi tempe. Seharusnya sudah bisa dijual, tapi jamur belum tumbuh," jelas pengrajin tempe asal Kemranjen, Sutikno, Rabu (7/8). Dengan kondisi seperti sekarang ini, proses produksi tempe membutuhkan waktu lebih lama. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi tempe dengan cuaca seperti sekarang ini, kata dia, membutuhkan tambahan waktu hingga empat jam dari biasanya. Disamping itu, cuaca seperti sekarang ini juga membuat harga kedelai sebagai bahan baku tempe mengalami kenaikan. Meski tidak signifikan, Rp 200 per kilogram, namun kenaikan tersebut berpengaruh terhadap ukuran tempe. "Kedelai naik Rp 7500 dari Rp 7300. Beli satu karung 50 kilo baru harga terasa naik, Rp 10 ribu. Akhirnya bahan baku dikurangi sedikit yang membuat ukuran tempe jadi lebih kecil," tandasnya. (fij/why)

Tags :
Kategori :

Terkait