Di SMAN 1 Banyumas Ada 15 Calon Siswa yang Mencabut Berkat
BANYUMAS - Di SMA Negeri 1 Banyumas, calon siswa yang terbukti menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) palsu, diminta untuk mengundurkan diri dari sekolah. Aturan tersebut dibuat oleh pihak sekolah, untuk mengantisipasi adanya orang tua siswa mampu yang mengaku sebagai warga miskin.
Kepala SMAN 1 Banyumas, Saidan mengatakan, untuk mengantisipasi penyalahgunaan SKTM, pihaknya menyediakan surat pernyataan bermaterai. Surat tersebut berisi pemilik SKTM adalah orang tidak mampu. Jika terbukti ternyata tidak benar sesuai data dan standar BPS RI, maka yang bersangkutan harus menerima sanksi.
SURAT PERNYATAAN : Panitia pendaftaran PPDB di SMAN 1 Banyumas sedang menunjukan surat pernyataan bermaterai, Jumat (67). (ISTIMEWA)
"Sanksi anaknya mengundurkan diri dari SMAN 1 Banyumas. Surat pernyataan bermaterai 6000," tegas Saidan di ruangannya, Jumat (6/7).
Menurutnya dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA yang baru ini, SKTM tengah menjadi buah bibir di masyarakat. Di SMA Negeri 1 Banyumas sendiri, kata dia, dari total pendaftar sekitar 530 calon siswa, terdapat 124 yang menggunakan SKTM.
"Panitia telah melakukan survei langsung ke lapangan, ada satu yang ternyata orang tuanya mampu secara materi, punya apotik juga. Akhirnya dia mencabut SKTM," terang dia.
Menurut hasil penelusuran pihak sekolah, ternyata orang tua calon siswa menyangka bahwa SKTM merupakan salah satu persyaratan dalam pendaftaran. Padahal SKTM hanya untuk yang kondisi miskin.
"Orang tua membuat SKTM ke RT, RW dan desa untuk mendaftar. Dari pihak RT, RW dan desa juga sepertinya tidak bisa menolak ketika ada yang mengajukan pembuatan SKTM," ujar Saidan.
Sementara itu, hingga waktu penutupan cabut berkas, SMAN 1 Banyumas mencatat terdapat 15 calon siswa mencabut berkas. Jumlah pendaftar sekitar 530 juga telah melebihi kuota yakni 432 siswa. Adapun rinciannya 288 calon siswa IPA dan 144 calon siswa IPS. (fij/why)