Ini Penyebab Produksi Gula Merah Banyumas Menurun

Rabu 27-06-2018,10:25 WIB

BANYUMAS - Kabupaten Banyumas yang dikenal daerah perbukitan dan banyak ditumbuhi pohon kelapa mempunyai prosepak yang cukup besar untuk menjadi produsen gula merah. Sebab gula merah Banyumas sendiri, diakui telah menjadi salah satu komoditas yang sangat laku di pasaran. Apalagi harganya yang terus membaik bahkan diatas harga gula pasir membuat prospek gula merah Banyuma sangat besar. Sayangnya regenerasi penderes di Banyumas terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. "Sekarang tidak semua anak penderes ada yang mau meneruskan pekerjaan orang tuanya. Resiko dan tidak bisa memanjat pohon kelapa menjadi alasan para pemuda sekarang," kata Rohadi (54) salah seorang penderes asal Banyumas. Menurut dia para pemuda lebih memilih bekerja ke kota besar seperti Jakarta yang dinilai lebih menjanjikan. Sebab para pemuda khususnya anak-anak para penders sendiri tidak mempunyai keberanian untuk meneruskan profesi orang tunya. "Padahal sebenarnya menderes pohon kelapa sekarang ini cukup menjanjikan. Bahkan gula merah terus menjadi komoditas yang tak pernah surut," terangnya. Rohadi menjelaskan, untuk satu pohon kelapa yang mempunyai ukuran bagus dapat menghasilkan 2,5 ons gula merah. Sehingga untuk satu kilogram gula merah dibutuhkan empat sampai lima pohon kelapa. "Untuk satu kilogram gula merah sekarang ini Rp 13.000 per kilogram. Itu harga eceran untuk harga di pengrajin mungkin lebih murah sedikit," bebernya. Lebih jauh Rohadi berharap agar regenarasi perajin gula dapat terus tumbuh. Sebab kalau satu kilogram di hargai Rp 10.000, maka untuk mendapatkan penghasilan Rp 70.000 perlu 7 kilogram. Itu artinya hanya butuh 28 hingga 32 pohon kelapa. "Dan pekerjaan memanjatnya memang tidak sampai setengah hari sudah selasai. Sebab saya sendiri biasa memanjat sampai 55 pohon," tandas dia. Namun demikian lanjut dia kalau bicara resiko banyak anak-anak muda yang tidak berani. Padahal sekarang sudah banyak pengaman yang canggih. Toh semua pekerjaan juga punya resiko yang hampir sama. "Di pabrik kalau sedang tidak beruntung resikonya ya tidak lebih ringan dari penderes," tegaasnya. Sementara itu Sekretaris Kecamatan Kemranjen Dra Asih Herawati MM membenarkan kalau sekarang ini produksi gula merah di kecamatan Kemranjen terus mengalami penurunan. Hal itu memang disebabkan oleh minimnya regenerasi penderes. (yan)

Tags :
Kategori :

Terkait