PURWOKERTO , RADARBANYUMAS.CO.ID - Bappedalitbang Kabupaten Banyumas, membuat data Persentase Konsumsi Banyumas berdasarkan jenis konsumsi dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh masyarakat. Hasilnya, pola konsumsi masyarakat Kabupaten Banyumas masih belum seimbang.
Pola konsumsi di Kabupaten Banyumas tahun 2023 peringkat pertama ditempati, untuk konsumsi Perumahan dan fasilitas rumah sebanyak 23,07 persen. Kemudian diikuti oleh
Makanan dan minuman jadi 15,58 persen, Aneka komoditas dan jasa 13,97 persen, Rokok 6,44 persen, Padi-padian 5,25 persen, Sayur-sayuran 4,58 persen, Pajak, pungutan, dan asuransi 4,34 persen, Komoditas tahan lama 4,22 persen, Keperluan pesta dan upacara 3,08 persen.
Kemudian untuk Buah-buahan 2,86 persen, telur dan susu 2,65 persen, Daging 2,65 persen
Pakaian, alas kaki dan tutup kepala 3,38 persen Ikan, udang, cumi, kerang 1,99 persen, Bahan minuman 1,58 persen, Minyak dan Kelapa 1,43 persen, kacang-kacangan 1,28 persen, Bumbu-bumbuan 1,11 persen, konsumsi lainnya 1,00 persen, Umbi-umbian 0,56 persen.
Dari data tersebut, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan menuturkan, pola konsumsi pangan di Kabupaten Banyumas belum seimbang. Pola konsumsi masyarakat mesti mulai berubah.
"Jangan sampai pola konsumsi yang keliru. Persentase harus dirubah, pola konsusmsi harus lebih mementingkan kebutuhan kesehatan," tuturnya.
Ia menambahkan, soal korelasi pola konsumsi bisa mempengaruhi kesehatan memang perlu kajian dari segi kesehatan. Akan tetapi ia percaya, jika masyarakat tidak memperhatikan pola konsumsi maka berbagai ancaman kesehatan tinggal menunggu waktu.
"Ini akan menjadi bom waktu, harus mulai melihat distribusi konsumsi," paparnya.
Pola konsumsi masyarakat memang banyak dipengaruhi banyak faktor. Dari mulai daya beli, pemahaman akan pentingnya konsumsi makanan sehat, hingga ketesediaan ragam makanan bergizi itu sendiri.
"Program makan bergizi gratis bisa menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki pola konsumsi masyarakat," ucapnya.
Namun, yang menurutnya paling fundamental adalah bagaimana makanan bergizi bisa disiapkan dengan melibatkan masyarakat.
"Bagaimana supaya peternakan masyarakat bisa berjalan dan tumbuh dengan banyak," terangnya.
Soal itu, Pemerintah Kabupaten Banyumas bakal mendorong dinas-dinas terkait melakukan pelatihan dan pendampingan. Dari hulu sampai hilir. Agar bisa terus berproduksi dan berkelanjutan.
"Kalau sudah begitu, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan protein, atau makanan bergizi lainnya. Dan bisa berdaya karena peternakan atau pertaniannya berkembang, ini juga bisa mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat," pungkasnya. (ads)