Prodi Pendidikan Geografi FKIP UMP dan BPBD Banyumas Kolaborasi Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana

Kamis 28-11-2024,15:34 WIB
Reporter : Tegar Roli
Editor : Ali Ibrahim

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) terus berperan aktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di wilayah Banyumas. Dalam proyek Kolaborasi Penelitian Strategis (KATALIS) yang didanai oleh Kemendikbud-Ristek 2024, Prodi Pendidikan Geografi FKIP UMP bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas menggelar Focus Group Discussion (FGD) sebagai langkah awal pengembangan materi ajar kebencanaan yang berbasis kearifan lokal.

FGD ini melibatkan berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, guru, dan tim peneliti dari UMP. Ketua tim peneliti sekaligus Ketua Konsorsium Disaster Resilience for Vital Education and Community Empowerment (DRIVE-UP), Dr. Anang Widhi Nirwansyah, M.Sc., menegaskan pentingnya integrasi pembelajaran kebencanaan ke dalam kurikulum pendidikan.

“Kebencanaan tidak hanya berkaitan dengan infrastruktur fisik, tetapi juga melibatkan edukasi berbasis masyarakat. Penting bagi kami untuk memastikan bahwa pembelajaran kebencanaan relevan dengan kondisi lokal dan mencakup kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Banyumas,” ungkap Dr. Anang.

Hasil FGD ini akan menjadi landasan pengembangan materi ajar kebencanaan yang lebih komprehensif. Selain itu, Prodi Pendidikan Geografi FKIP UMP juga berencana melakukan penelitian lanjutan untuk menggali lebih dalam kearifan lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari mitigasi bencana.

“Kami berharap kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi sekolah tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam membangun kesiapsiagaan bencana yang berbasis komunitas,” tutup Dr. Anang Widhi Nirwansyah, M.Sc.

Dalam FGD yang dipimpin oleh Dr. Sriyanto, M.Pd., terungkap kekayaan kearifan lokal masyarakat Banyumas dalam mitigasi bencana, khususnya terkait erupsi Gunung Slamet. Situs budaya, ritual, dan kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun menjadi bukti adaptasi masyarakat terhadap ancaman bencana.

“Kearifan lokal adalah aset penting yang tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga membangun kesadaran mitigasi bencana di masyarakat. Dengan memahami nilai-nilai lokal ini, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih bermakna dan relevan,” ujar Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd., Dekan FKIP UMP.

Kolaborasi UMP dan BPBD Banyumas bertujuan menghasilkan materi ajar yang tidak hanya berbasis ilmiah tetapi juga memperkaya wawasan siswa tentang kearifan lokal. Materi ajar ini akan diuji coba di sejumlah sekolah di Banyumas sebagai upaya menjadikan sekolah pusat edukasi kebencanaan.

Dijelaskan, Beberapa poin penting dari FGD meliputi Pembelajaran Kontekstual. Materi ajar harus relevan dengan budaya dan kondisi setempat. Integrasi Kearifan Lokal: Modul ajar akan memasukkan elemen kearifan lokal untuk meningkatkan daya tarik dan kebermaknaan pembelajaran. Peran Sekolah, Sekolah harus menjadi garda terdepan edukasi mitigasi bencana. Kolaborasi Multistakeholder: Keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan akademisi menjadi kunci pengurangan risiko bencana.(awn/tgr)

Kategori :