SELAIN Badarawuhi yang misterius, cerita utas serta film KKN di Desa Penari semakin seru karena Widya. Mahasiswi tersebut tak bisa dipandang enteng. Meski tampak biasa saja, Widya sebenarnya kuat dengan cara dia sendiri.
Adinda Thomas (28) terpilih sebagai pemeran karakter inti tersebut. Sejumlah hal harus dilakukan Adinda untuk bisa menghidupkan Widya, yang viral bersama utas KKN di Desa Penari hampir tiga tahun lalu.
Adinda mengatakan, Widya dan Adinda sangat beda sekali tidak ada kesamaannya.
"Beda banget. Widya itu orang Jawa, sedangkan aku orang Sunda. Untuk karakter Widya, aku itu harus belajar bahasa dan dialek Jawa. Itu bener-bener digembleng banget, bahkan sampai ada coach-nya, lho," tuturnya.
Tidak hanya itu, dari karakter juga tidak ada kemiripan.
"Nggak ada miripnya. Widya itu anak satu-satunya, sedangkan aku bukan anak satu-satunya. Terus, Widya itu nggak pernah pacaran dari kecil sampai kuliah, sedangkan aku nggak kayak gitu. Widya juga orangnya pemendam, sedangkan aku meledak-ledak dan straight to the point. Untuk karakter Widya, aku mengikuti arahan dan plot, lalu mengembangkan dari proses reading," terangnya.
Adinda menuturkan, saat pertama kali membaca thread KKN di Desa Penari di Twitter, dia tidak bisa membayangkan ada kejadian seperti itu.
https://radarbanyumas.co.id/kkn-desa-penari-film-horor-terlaris-di-indonesia-lampaui-pengabdi-setan/
"Aku pas itu diberi tahu temenku di kampus. Aku baca sampai habis dan mikir ’’Ya ampun sampai kayak gitu ya KKN’’. Pas itu aku di semester akhir kuliah dan harus ngambil KKN atau magang. Aku jadi merasa beruntung sih pas KKN nggak ngalamin yang serem kayak gitu, hehe," katanya.
KKN di Desa Penari merupakan film horor pertama Adinda. Untuk itu dia melakukan berbagai persiapan. Apalagi, ada adegan bersama ular sungguhan.
"Persiapan kami tiga bulan. Ada workshop sama ular dan juga latihan menari. Aku sejujurnya merasa banyak ketakutan soalnya syuting di desa dan hutan. Terus aku juga dasarnya takut ular, tapi harus dililit ular yang beratnya 5 kilogram dan beneran, bukan CGI. Untung, aku dibantu sama teman-teman kru," paparnya.
Ketika syuting pada 2020, Dinda bahkan sempat mengalami kejadian mistis. Pas di scene hajatan, dia sempat jatuh, black out sebentar.
"Sekitar 5 menit aku pingsan dan merasa kayak ada yang dorong aku. Pas bangun, aku agak bingung dan pusing kepala karena kayaknya kepala kebentur. Ternyata aku dikasih tahu kalau aku nggak sengaja menendang sesajen di bawah pohon pas jalan," jelasnya.
Dengan persiapan yang lama, Adinda sempat bertanya-tanya mengapa Film KKN di Desa Penari sempat tertunda rilisnya.
"Aku sama dengan netizen yang bertanya-tanya kapan tayangnya. Aku dan cast lain juga takut nggak bisa memenuhi ekspektasi penonton. Pas udah mau tayang, kami excited. Terus, ternyata film direspons dengan happy, itu jadi reward buat kami," katanya.
Hingga kini, KKN di Desa Penari jadi film Indonesia terlaris sepanjang masa. Adinda mengaku bersyukur banget.
"Ini adalah bonus yang luar biasa dari Allah SWT. Aku dan semua cast seneng banget. Dulu pas syuting kami berharap film KKN sebatas jadi film box office atau dapat 5 juta penonton. Ternyata antusiasme dan apresiasi besar banget, terus dapat 8 juta lebih. Masih tayang pula. Makasih banget deh buat teman-teman penonton di Indonesia," terangnya.
Setelah main di Film KKN di Desa Penari, Adinda mengaku tidak kapok bila dapat tawaran untuk main film horor lagi. Bahkan dia sudah mendapatkan tawaran.
"Pas 2020, habis syuting KKN di Desa Penari, aku sempet bilang nggak mau main film horor lagi karena capek dan butuh jeda setahun. Namun, karena filmnya tertunda dua tahun, sekarang aku jadi nggak kapok main film horor lagi," tuturnya.
"Alhamdulillah, sudah ada. Cuma lagi menyesuaikan juga untuk karakter dan ceritanya bagaimana. Aku lebih suka jadi karakter yang berbeda, mungkin jadi hantu atau orang gila," lanjutnya. (c12/len/jpc)
samb: Dapat Tawaran Main Film Horor Lagi