45 Shelter Bencana Disiapkan Antisipasi Bencana Tsunami di Kabupaten Cilacap

Kamis 05-09-2024,16:57 WIB
Reporter : Rayka Diah Setianingrum
Editor : Susi Dwi Apriani

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID -  Berada di garis Pantai Selatan Jawa dan menghadap langsung zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia, membuat Kabupaten Cilacap berpotensi terjadi tsunami akibat gempa megathrust.

Namun, kapan bakal berlangsung ancaman tersebut jelas tidak dapat diketahui. Sebab, hingga kini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi terjadinya gempa.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Cilacap berupaya memperkuat mitigasi bencana. Salah satunya mempersiapkan shelter atau tempat evakuasi warga terdampak tsunami. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Bayu Prahara mengatakan, di Kabupaten Cilacap terdapat 55 desa dan kelurahan tersebut tersebar di 10 kecamatan yang berpotensi tekena ancaman tsunami. 

BACA JUGA:Hasil Tes Kesehatan Paslon Pilkada 2024 Diserahkan, Secara Jasmani 4 Paslon Dinyatakan Sehat

BACA JUGA:Ribuan Batang Rokok Ilegal di Majenang Disita Petugas Gabungan

Selain itu, pusat kota Cilacap dinilai sebagai wilayah dengan risiko tinggi bencana dibanding kota lainnya di Jawa Tengah bahkan Indonesia.

"Di Kabupaten Cilacap sendiri ada 45 shelter. Pada tahun 2012 Pemkab Cilacap sudah melakukan MoU. Struktur bangunan shelter ini juga telah dikaji oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebelum dinyatakan layak menjadi tempat evakuasi sementara," kata dia.

Adapun ke 45 bangunan tersebut diantaranya, Kantor BPBD Cilacap, SMPN 1 Cilacap, RSUD Cilacap, Rusunawa Cilacap, Kelurahan Mertasinga, SMA Sri Mukti Cilacap, SMP Muhammadiyah 1 dan 2, Badan Diklat Arsip dan Perpusda. 

PMI Cilacap, Politeknik Cilacap, RS Aprilia, AKBID Graha Mandiri, BPC Gapensi, Gedung Golkar, Akademi Maritim Nusantara (AMN) Cilacap, SMP Pius, SMAN 1 Cilacap, SDN 8 Sidanegara, Masjid Darusalam, SMK YPE Cilacap, Masjid Al Jihad, SD Al Irsyad 01, DPRD Cilacap dan lainnya.

"Kami terus berupaya melakukan sosialisasi dan simulasi bencana agar masyarakat teredukasi mengenai bagaimana jalur evakuasi yang tepat sehingga jumlah korban bisa ditekan," ujar Bayu. (ray)

Kategori :