CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan menghadapi fenomena La Nina lemah pada musim kemarau tahun ini.
Hal ini juga dirasakan di wilayah Kabupaten Cilacap. Hingga saat ini, wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Cilacap belum mencapai 50 persen.
Kepala BPBD Cilacap, Bayu Prahara mengatakan, pihaknya hingga kini belum meminta bantuan kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan dropping air bersih.
"Saat ini daerah yang mengalami kekeringan sebanyak 105 desa di 20 kecamatan. Kemudian kita sudah melakukan dropping sebanyak 61 tangki," ujar Bayu.
BACA JUGA:Muhammad Arief Irwanto Diantik Menjadi Pj Bupati Cilacap Gantikan Awaluddin Muuri
BACA JUGA:Kecamatan Binangun, Cilacap Dikukuhkan Menjadi Kecamatan Percontohan Bebas Penyakit TBC
Dikatakan Bayu, BPBD Kabupaten Cilacap telah menganggarkan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD sebanyak Rp 200 juta.
Sedangkan pada musim kemarau tahun 2023, pihaknya mendistribusikan bantuan air bersih sebanyak 1.843 tangki.
Disisi lain, kata Bayu, untuk menanggulangi kekeringan di Kabupaten Cilacap, Perumdam Tirta Wijaya bakal mengalokasikan sambungan baru untuk beberapa wilayah Kecamatan Patimuan di tahun 2024 ini.
"Semoga akhir tahun bisa terpasang, karena memang wilayah Patimuan khususnya Rawaapu disana selalu kekeringan, jika terpasang maka sangat membantu warga untuk mendapatkan air yang bersih," kata Bayu.
Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pengadaan sumur bor di wilayah Kecamatan Patimuan dan Bantarsari.
"Ini untuk penanganan jangka panjang sehingga jika musim kemarau tiba, warga kita tidak krisis air bersih," kata Bayu.
Diketahui, di wilayah Kabupaten Cilacap terdapat 105 desa yang rawan kekeringan pada musim kemarau. Desa-desa tersebut tersebar di 20 kecamatan antara lain, Kecamatan Patimuan, Bantarsari dan Kawunganten. (ray)