CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Jelang hari raya Idhul Adha, para perajin arang batok atau tempurung kelapa di Desa Bulaksari, Kecamatan Bantarsari, mendapatkan berkah tersendiri. Pasalnya, permintaan terhadap arang batok tersebut mengalami kenaikan hingga 80 persen.
Seperti yang diungkapkan Tulus (40) salah satu perajin asal Desa Bulaksari. Dia mengatakan, dari bulan Mei sudah menerima permintaan melebihi dari hari biasanya.
"Biasanya jika menjelang hari raya Idhul Adha mengalami kenaikan. Masyarakat banyak yang memilih arang batok untuk bakar sate," katanya, Rabu (5/6/2024).
Menurutnya, pada hari biasa ia mampu memproduksi sekitar 5 kuintal. Sedangkan menjelang hari raya Idhul Adha produksinya meningkat antara 8 hingga 10 kuintal.
BACA JUGA:Hingga Juni, BPBD Cilacap Salurkan 9 Tangki Air Bersih untuk Lima Desa Terdampak Kekeringan
BACA JUGA:Potensi Cuaca Ekstrem hingga Gelombang Tinggi di Cilacap Berpotensi pada Awal Juni
"Untuk memenuhi permintaan, kita harus menyediakan bahan baku hingga 3 ton tempurung kelapa dan itu kita harus berebut dengan pengrajin lainnya," lanjutnya.
Sedangkan terkait penjualannya, Tulus mengaku, konsumennya datang dari beberapa kota tetangga seperti Ciamis, Kota Banjar, hingga Tasikmalaya, Pangandaran bahkan dari Bekasi.
"Kita jual dengan harga Rp 8 ribu tiap kilonya. Sedangkan di pasaran harganya mencapai Rp 12 ribu. Alhamdulillah omzet bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per bulan," ungkapnya.
Meski demikian, Tulus berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah terhadap para perajin arang batok di wilahnya, mereka perlu adanya wadah untuk membantu pemasaran.
"Kita para perajin masih sangat tradisional sekali. Kita butuh wadah untuk promosi hingga ke luar daerah, sehingga produksi dapat meningkat," pungkasnya. (jul)