3. Ketersediaan Infrastruktur Pengisian
Ketersediaan infrastruktur pengisian baterai juga menjadi masalah bagi motor listrik di Indonesia. Konsumen khawatir bahwa mereka akan kesulitan menemukan stasiun pengisian yang kompatibel.
Konsumen juga banyak mempertimbangkan waktu pengisian yang diperlukan akan mengganggu mobilitas mereka. Ketidakpastian ini menyebabkan konsumen lebih memilih kendaraan konvensional yang lebih mudah diakses.
BACA JUGA:AMAN ATAU TIDAK, Motor Listrik Dipakai Saat Hujan
BACA JUGA:PERHATIAN ! Salah Merawat Dinamo Bisa Sebabkan Motor Listrik Karatan dan Rusak
4. Kebiasaan dan Preferensi Tradisional
Kebiasaan dan preferensi tradisional terhadap motor bensin juga menjadi faktor yang mempengaruhi minat terhadap motor listrik. Motor bensin atau motor konvensional sudah lama di Indonesia, sehingga konsumen lebih terbiasa dan nyaman.
Mereka mungkin merasa enggan untuk beralih ke motor listrik karena alasan kebiasaan. Konsumen juga cenderung tidak nyaman untuk beradaptasi dengan teknologi baru.
5. Edukasi dan Kesadaran
Perlu meningkatkan edukasi dan kesadaran tentang manfaat motor listrik. Seperti efisiensi energi, kelestarian lingkungan, dan biaya operasional yang lebih rendah.
Edukasi tersebut bisa membangun kesadaran dan membantu mengatasi keraguan konsumen akan motor listrik.
BACA JUGA:Ini ALASAN MENARIK Motor Listrik Semakin Diminati untuk Dimiliki
BACA JUGA:4 Cara Merawat Motor Listrik Saat Musim Hujan, Perhatikan Hal Ini Agar Tidak Rusak
Sebenarnya potensi pertumbuhan motor listrik di Indonesia bisa menjadi lebih besar di masa depan. Ada beerapa hal yang perlu dilakukan, yakni dengan meningkatkan kesadaran serta edukasi yang optimal pada masyarakat mengenai motor listrik. (taa)