RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, sebuah ikon wisata religi di Jawa Tengah, akan menggunakan teknologi terbaru untuk mengelola air dengan lebih efisien.
Manajemen masjid akan menggunakan Internet of Things (IoT) untuk mengelola air dengan lebih efisien. Masjid ini sering dikunjungi oleh sekitar 40.000 orang per hari pada hari biasa dan mencapai 7.000 - 10.000 orang per hari selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, kebutuhan akan air untuk berwudhu dan keperluan lainnya sangatlah tinggi.
Selain memanfaatkan IoT, manajemen masjid juga akan fokus pada edukasi tentang penghematan air. Hal ini akan ditekankan pada acara Iftar & Festival Ramadan 1445 H, yang akan diadakan di halaman Masjid Raya Syeikh Zayed Solo pada Selasa (26/3/2024). Selama acara tersebut, akan ada diskusi mengenai Spiritual dan Lingkungan dengan tema "Air Sebagai Penghubung", yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya lingkungan dan air dengan pendekatan keagamaan.
Dalam diskusi tersebut, Direktur Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, Munajat Ph.D., menyampaikan komitmen masjid dalam menjaga lingkungan sekitarnya, khususnya dalam pengelolaan air. Meskipun air yang tersedia berlimpah karena bersumber dari mata air Cokro, Tulung, Klaten, dan sumur milik masjid, namun manajemen tetap berusaha untuk mengelolanya dengan baik dan optimal.
"Keran air untuk berwudhu di Masjid Raya Syeikh Zayed Solo sudah kami atur agar air tidak mengalir dengan cepat, sehingga dapat lebih hemat," ujar Munajat dalam acara tersebut.
Munajat juga menjelaskan bahwa rencana penggunaan teknologi IoT dalam pengelolaan air akan memungkinkan perangkat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara otomatis atau tanpa bantuan manusia. Hal ini bertujuan untuk membuat pengelolaan limbah air di masjid lebih efektif dan efisien.
Selain itu, air yang telah digunakan untuk berwudhu tidak langsung dibuang, melainkan diolah kembali untuk menyiram tanaman di area masjid. Hal ini dilakukan karena berbagai jenis tanaman di masjid tersebut, termasuk tanaman asli Indonesia dan luar negeri seperti zaitun yang tercantum dalam Alquran dan hadis, membutuhkan jumlah air yang berbeda-beda.
Menurut Munajat, edukasi mengenai penggunaan air secara bijak juga menjadi fokus bagi jemaah Masjid Raya Syeikh Zayed Solo yang jumlahnya mencapai ribuan orang per hari.
Program Bincang Berkah Ramadan yang diinisiasi oleh Danone Aqua ini juga mendapat dukungan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Abdul Aziz. Menurutnya, dalam Islam, air merupakan hal yang sangat penting dalam ibadah.
"Di Islam, bersuci itu sangat penting, sebelum beribadah kita harus bersuci dengan mandi dan wudhu, dan itu membutuhkan air," ujar Abdul Aziz.
Abdul Aziz juga menekankan pentingnya untuk bijak dalam menggunakan air, seperti mandi dengan air secukupnya dan melakukan wudhu dengan efisien. Hal ini akan membantu dalam menjaga kebersihan diri di antara waktu-waktu salat.
Masjid Raya Syeikh Zayed Solo juga telah menerapkan konsep ecomasjid, yang merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Konsep ecomasjid ini menjadikan tempat ibadah, khususnya masjid yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, sebagai salah satu upaya untuk penghidupan yang berkelanjutan.
Dalam program ini, AQUA Klaten, sebagai perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK), ingin ikut serta dalam edukasi pengunjung masjid tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, terutama dalam pengelolaan air.
"Kami ingin berbagi cerita tentang apa yang sudah kami lakukan dalam melestarikan air dan menyelaraskan diri dengan lingkungan. Dan kami menemukan bahwa upaya-upaya kami tersebut diperkuat oleh nilai-nilai keagamaan," ujar Rama Zakaria dari AQUA Klaten.