Fogging Jangan Jadi Prioritas Penanganan Demam Berdarah
Anggaran Penanganan DBD Rp 200 Juta PURWOKERTO - Penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banyumas, tahun ini dianggarkan sebesar Rp 200 juta. Anggaran tersebut, salah satunya untuk kegiatan fogging atau pengasapan. "Anggaran itu salah satunya untuk fogging kita siapkan untuk 50 fokes. Sisanya untuk kegiatan lain," kata Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas, R Dian Andiyono LS. Menurutnya, anggaran tersebut akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kegiatan penanganan DBD. Pihaknya juga yakin, di awal tahun 2017 kasus DBD di Banyumas dapat segera diatasi. "Karena masih awal tahun anggaran, masih cukup amunisi untuk penanganannya," ujarnya. Pihaknya telah menyiapkan kegiatan fogging di sejumlah wilayah, di antaranya Desa Linggasari Kecamatan Kembaran. Fogging siklus satu dilakukan pada 23 Januari, kemudian dilanjutkan siklus kedua pada 30 Januari. Desa Bantarwuni Kecamatan Kembaran, siklus satu pada 24 JAnuari, dan 31 Januari siklus kedua. Kelurahan Arcawinangun, Purwokerto Timur tanggal 25 Januari, dilanjutkan siklus kedua 1 Februari, Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan, siklus satu tanggal 26 Januari dan siklus kedua tanggal 2 Februari, dan untuk Desa Rempoah, tanggal menyusul laporan dari Puskesmas setempat. "Kita upayakan pencegahan dengan fogging di sejumlah daerah. Proses fogging sendiri satu titik dilakukan dua kali siklus. Siklus pertama dan kedua jaraknya tujuh hari," jelasnya. Wakil Bupati Banyumas dr Budhi Setiawan mengatakan terkait anggaran pemberantasan DBD, tahun 2017 ini Dinas Kesehatan telah menganggarkan untuk kegiatan fogging. Menurut Wabup, anggaran yang diusulkan Dinas Kesehatan dirasa sangat mencukupi. Apabila memang kurang, dari pemerintah siap memberikan tambahan angggaran. "Untuk anggaran fogging tahun ini saya rasa mencukupi sampai pertengahan tahun nanti. Paling-paling nanti di akhir penghujung tahun bisa habis. Nanti di APBD Perubahan kalau dirasa kurang, ya ditambah lagi," tandasnya. Munculnya kasus DBD, juga menjadi sorotan kalangan dewan. Ketua Komisi D DPRD Banyumas, Lintarti Dwi Asih mengatakan, upaya antisipasi Pemkab Banyumas melalui fogging, memang sudah cukup baik. Meski demikian, dia meminta agar fogging tidak menjadi langkah prioritas, melainkan langkah tambahan saja. Dia mengakui, fogging memang menjadi salah satu upaya mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk. Namun fogging juga memiliki efek negatif, khususnya bagi anak-anak dan penderita asma. Juga terhadap beberapa perabot rumah tangga dan perabit dapur, yang harus ditutup rapat saat proses fogging. "Kalau bisa fogging jangan didahulukan. Pemkab bisa mulai dengan melakukan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat kepada masyarakat, agar lebih maksimal," ujarnya. Menurutnya, upaya paling efektif dalam meminimalisir demam berdarah, yaitu dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat di masyarakat, khususnya di masing-masing rumah tangga. "Kita akan berkoordinasi dengan Dinkes dan Puskesmas agar kasus ini dapat ditangani secara serius," tegasnya. Berkaitan dengan jumlah pasien DBD di Banyumas saat ini, Lintarti mengaku belum mendapat laporan dari dinas terkait, termasuk daerah mana saja yang dinilai rawan. "Selagi dilakukan upaya antisipasi oleh Pemkab, dukungan masyarakat juga sangat dibutuhkan. Sehingga harus dilakukan secara bersama-sama," ujarnya. Anggota Komisi C DPRD lainnya, Didi Rudwiyanto menambahkan, secara umum anggaran fogging di tahun 2017 ini hampir dua kali lipat dari anggaran tahun sebelumnya. Seharusnya sudah tidak ada kendala tidak ada anggaran untuk fogging. "Namun seharusnya fogging dilakukan sebelum adanya kasus demam berdarah, bukan saat ditemukan kasus baru dilakukan fogging," tegasnya. Di samping itu, Dinkes juga harus melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah yang dinilai rawan deman berdarah, sehingga ke depan dapat menjadi perhatian serius. "Pemetaan sangat penting. Mestinya DKK sudah pegang datanya, sehingga tinggal bergerak melakukan upaya antisipasi," imbuhnya. (why/bay)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: