Ini 6 Risiko Menggunakan Paylater yang Harus Diketahui, Pahami Sebelum Aktivasi!
Dampak buruk penggunaan fitur Paylater yang terlalu sering -Pinterest -
RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Hidup di zaman yang penuh dengan teknologi, sangat wajar jika semakin banyak orang yang menggunakan metode belanja online. Meskipun proses pembayaran menjadi lebih mudah, penting bagi kita untuk tetap berhati-hati terhadap risiko menggunakan paylater.
Paylater adalah salah satu metode pembayaran yang semakin populer di kalangan masyarakat karena memudahkan proses belanja online. Dengan paylater, kita dapat membeli barang terlebih dahulu dan membayarnya nanti pada waktu yang ditentukan.
Meskipun terlihat menguntungkan, kita tetap harus menyadari adanya risiko menggunakan paylater. Misalnya, kita bisa terjerat dalam utang atau memiliki cicilan yang menumpuk karena sering menggunakan fitur ini.
Masyarakat harus lebih berhati-hati ketika menggunakan fitur paylater. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami risiko menggunakan paylater dalam jangka panjang.
BACA JUGA:6 Dampak Buruk Penggunaan Fitur Paylater yang Terlalu Sering
BACA JUGA:5 Keuntungan Penggunaan Fitur Paylater dalam Jual-Beli Online
Ini 6 Risiko Menggunakan Paylater yang Harus Diketahui, Pahami Sebelum Aktivasi!
1. Terdapat biaya tambahan yang sering tidak disadari
Banyak yang belum mengetahui bahwa penggunaan paylater sebenarnya membawa biaya tambahan. Ini termasuk biaya langganan, biaya cicilan, dan biaya lainnya yang bervariasi tergantung pada platform aplikasinya.
Ketika mendekati tanggal pembayaran, biaya-biaya tersebut dapat memberatkan karena jumlah yang harus dibayarkan berbeda dari pinjaman awal. Risiko menggunakan paylater inilah yang sering tidak disadari oleh penggunanya.
2. Menyulut perilaku konsumtif yang berlebihan
Risiko menggunakan paylater dapat memicu perilaku konsumtif tanpa disadari. Pengguna fitur ini mungkin merasa didorong untuk berbelanja secara impulsif.
Dengan perilaku konsumtif tersebut, seseorang cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan. Hal ini dapat membuat seseorang boros karena membeli barang secara impulsif tanpa mempertimbangkan risikonya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: