Tarif Kenaikan Bus dan Kereta Api Picu Inflasi Kota Purwokerto
Suasana di Stasiun Purwokerto sepi penumpang. Ahmad Erwin/Radar Banyumas PURWOKERTO- Pada bulan Juni lalu Kota Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,40 persen. Jumlah ini lebih besar dari bulan Mei dimana hanya terjadi inflasi sebesar 0,16 persen. Sementara inflasi untuk bulan Juni itu sendiri, disebabkan oleh kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,00 pada Mei 2020 menjadi 104.42 pada Juni 2020. Dimana faktor inflasi tersebut dikarenakan adanya kenaikan indeks harga di beberapa kelompok pengeluaran dominan, yaitu kelompok transportasi sebesar 1,23 persen. Kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,75 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,31 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumahtangga sebesar 0,24 persen. Kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,19 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumahtangga 0,03 persen. Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen. Danisworo, Kasi Statistik dan Distribusi BPS Purwokerto mengatakan, untuk inflasi yang terjadi pada bulan Juni, salah satu faktor penyebab inflasi tertinggi terdapat ada transportasi. "Salah satu yang menyebabkan inflasi tinggi itu Transportasi angkutan antar Kota, jadi itu menyumbang inflasi cukup tinggi, apalagi karena ada kebijakan seperti bus dan kereta untuk social distancing itu, jadinya dua kursi diisi satu, tapi kemudian biayanya dibebankan ke si konsumennya jadi rata-rata disitu seperti Sinar Jaya jurusan Purwokerto - Jakarta naik hampir 200, 300 persen itukan sangat terasa untuk perhitungannya," katanya kepada Radarbanyumas.co.id, Jumat (3/7). Selanjutnya, Danisworo juga menjelaskan, selain faktor transportasi, faktor bahan makanan seperti Daging dan Telur juga merupakan penyumbang yang sangat besar. Baca Juga: Terlahir Normal, Kakak Beradik Asal Desa Binorong Banjarnegara Alami Lumpuh Mendadak, Keluarga Tak Mampu Biayai Pengobatan Kisah Kepulangan Pasien Positif Covid-19 setelah Dinyatakan Sembuh, Disambut Iring-iringan Rebana dan Menggelar Tasyakuran "Itu sangat mendongrak inflasi, dan juga faktor lainnya bahan makanan, karena memang naik turunnya cepat banget, seperti Daging dan Telor. Karena kalau daging dan telor itu pas sebulan sebelumnya karena covid itu banyak yang gak lalu, harganya anjlok, nah kondisi saat sekarang sudah relatif membaik, nah pada saat membaik itukan ada proses perubahan yang tadinya harga anjlok ke kondisi normal," jelasnya. Adapun untuk tingkat inflasi sebesar 0,40 persen itu, menurutnya Kota Purwokerto kemudian menjadi peringkat kedua dengan sumbangan inflasi terbesar di Jawa Tengah. "Dari 6 Kota itu kita masuknya rangking kedua, Cilacap itu dibawah kita, paling tinggi kota Tegal," imbuhnya. Dimana dalam hal ini Inflasi tertinggi ada pada kota Tegal sebesar 0,42 persen. Sedangkan inflasi terendah ada di Kota Kudus sebesar 0,09 persen. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: