Karna Harganya Mahal, Anggrek dan Penjalin Cacing Diincar Pencuri

Karna Harganya Mahal, Anggrek dan Penjalin Cacing Diincar Pencuri

[caption id="attachment_103766" align="aligncenter" width="100%"] MAHAL - Anggrek tanduk yang salah satu tanaman anggrek tropis, menjadi incaran pencuri karena harga jualnya mahal - DIMAS PRABOWO - RADARMAS
MAHAL - Anggrek tanduk yang salah satu tanaman anggrek tropis, menjadi incaran pencuri karena harga jualnya mahal - DIMAS PRABOWO - RADARMAS[/caption] PURWOKERTO - Banyaknya spesies bunga di kawasan lereng Gunung Slamet menjadi incaran kawanan pencuri bunga. Dalam satu bulan terakhir, tiga kawanan pencuri berhasil dibekuk petugas Jagabaya di Baturraden. "Ada tiga kali penangkapan, mereka berasal dari Garut, Bandung, dan gabungan Tasikmalaya-Bandung," kata Komandan Jagabaya Tourism Independent Security Baturraden, Warjito. Dia menjelaskan, kawanan pencuri tidak tanggung-tanggung dalam melakukan pencurian. Sekali beraksi, bisa sampai tiga karung tanaman yang diambil. "Yang diambil jenis tanaman bunga anggrek dan penjalin cacing," tuturnya. Menurut Warjito, para pencuri bunga sengaja mengambil untuk dijual kembali. "Kata mereka, jenis tanaman anggrek di Baturraden hanya dihargai Rp 20 ribu - Rp 25 ribu per pohon, tapi harga naik berkali-kali lipat jika dijual di Bandung dan bisa mencapai Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. Sedangkan untuk penjalin cacing, kalau di sini hanya Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu, di Bandung bisa mencapai Rp 1 juta," jelasnya. Dia menambahkan, pencuri masuk melalui jalur yang sulit terpantau, biasanya melewati jalur arah Pancuran Pitu lewat Kalipagu. Warjito mengungkapkan, luasnya wilayah hutan di kawasan lereng Gunung Slamet membuat kesulitan dalam pengawasan karena kekurangan personel. Warjito juga tidak menutupi kemungkinan adanya kelompok pencuri bekerjasama dengan penduduk lokal. "Modusnya ada yang berpura-pura menjadi pencari rumput, berangkat pagi dan pulang sore hari," katanya. Saat ini, barang bukti pencurian berupa tanaman bunga anggrek dititipkan di Kebun Raya Baturraden selaku Balai Konservasi Tumbuhan. Terpisah, Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Baturraden Ammy Rita Manulu mengatakan, pihaknya hanya dititipi barang bukti pencurian. "Untuk urusan barang bukti kami akan berkordinasi lagi dengan pihak Perhutani KPH Banyumas Timur, karena itu wilayah mereka," kata dia. (mif/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: