Bayi-Bayi yang Lahir Saat Gerhana Matahari Total

Suami Tidak Setuju Diberi Nama Gerhana Tanggal 9 Maret menjadi salah satu hari yang ditunggu-tunggu seluruh umat di seluruh dunia. Ya, kemarin terjadi Gerhana Matahari Total (GMT). Di saat peristiwa GMT, beberapa ibu juga terlihat sumringah. Karena anaknya lahir di hari yang cukup bersejarah. WAHYU PERWITA, Banyumas Wajah Lestari (39) berbinar saat menceritakan kelahiran putra keduanya. Warga Kecamatan Banyumas ini melahirkan bayi laki-laki secara normal di RSUD Banyumas pada Rabu (9/3) sekitar pukul 04.45. Sebelumnya, dokter memperkirakan bayi Lestari lahir pada 1 Maret lalu. Namun, Lestari mengaku tidak merasakan tanda-tanda melahirkan. Hingga akhirnya pada Selasa (8/3), Lestari merasakan akan melahirkan. "Saya melahirkan normal. Tidak menyangka bisa lahir normal," kata istri Sujono (53) kepada Radarmas saat ditemui di Ruang Permata Hati. Putra kedua Lestari yang lahir dengan berat 2,7 kilogram dan panjang 50 centimeter lahir saat GMT. Menurut Lestari, dia tidak tahu bila tanggal 9 Maret terjadi gerhana matahari. "Banyak suster yang mengatakan hari ini (kemarin) ada gerhana matahari. Tapi saya malah tidak tahu ada gerhana," ujarnya. Lestari mengatakan, kelahiran anaknya saat gerhana akan selalu dikenang. Bahkan Lestari sempat punya keinginan memberi nama Gerhana pada anaknya. Namum suaminya tidak setuju. "Kami belum memberi nama. Saya sempat memberi ide nama gerhana, tapi suami ingin memberi nama yang lain. Tidak apa-apa, setiap nama adalah doa," jelasnya. Selain Lestari, di RSUD Banyumas ada dua orang lagi yang melahirkan kemarin. Satu orang melahirkan secara normal dan satu orang secara caesar. Sementara itu, Humas RSUD Banyumas Tulus Setiono SKep Ns MPH mengatakan, ada tiga orang yang melahirkan kemarin. "Dua secara normal dan satu caesar," ujarnya. Jumlah tersebut, tutur Tulus, data hingga pukul 14.30. (*/sus)

Sumber: