Pengerukan Segara Anakan Segera Dilakukan

Pengerukan Segara Anakan Segera Dilakukan

CILACAP-Kegiatan pengerukan muara Citanduy atau pelawangan barat untuk mengurangi sedimentasi di kawasan laguna Segara Anakan bakal dilakukan di tahun 2016 ini. Beberapa alat berat yang sudah disiapkan di Rawa Apu dan tinggal menungu keputusan area atau wilayah pembuangan sedimentasi. Pengerukan Segara Anakan Segera Dilakukan Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pengelola Sumber Daya Kawasan Segara Anakan (DKPPSDKSA) Cilacap, Supriyanto, mengatakan, salah satu penanganan sedimentasi di Segara Anakan yang terjadi pelawangan barat dan timur adalah pengurangan volume sekitar 2,5 juta meter kubik. "Kegiatan akan dilakukan tahun 2016 ini," kata Supriyanto pada Radar Banyumas, Kamis (19/5) kemarin. Dengan adanya pengerukan ini, nantinya akan menunjang perekonomian masyarakat di wilayah Kecamatan Kampung Laut yang dapat kembali menekuni pekerjaan sebagai nelayan. Selain itu, secara ekologi juga akan memudahkan mata rantai kehidupan biota laut yang berdampak pada hasil tangkap nelayan. Bahkan nilai ekologi sektor perikanan saja, dikatakan Supriyanto, di laguna segara anakan mencapai 8,5 juta dollar AS. "Upaya rehabilitasi ini sesunguhnya diwacanakan sejak tahun 1997. Pendangkalan memang semakin parah, dan ada 11 kota yang menyumbang dampak neagatif pendangkalan ini, yakni 8 di Jawa Barat dan 3 di Jawa Tengah," ungkapnya. Selain itu, pembiaran sedimentasi akan berpengaruh kuat terhadap keberadaan biota laut yang hidup di mangrove Segara Anakan. Padahal keberaan mangrove sangat strategis sebagai pemijahan udang, perlindungan, dan tempat mencari makan bagi biota laut. Mangrove Segara Anakan nilai ekologinya juga unik, karena terdapat 28 jenis dan langsung terhubung dengan laut. "Penanaman dan pelestarian mangrove karena itu terus kami galakkan karena juga terkait menyelamatkan keberadaan Segara Anakan," teganya. Terpisah, Peneliti pakar biologi lingkungan dari Universitas Jenderal Soedirman, Romanus Edi Prabowo mengatakan sedimentasi yang di arah pelawangan pelawangan barat yakni 1 meter setiap 1 tahun. Pengerukan ia nilai sangat penting, karenan nantinya memang akan berdampak pada nelayan seraga anakan yang tidak menggantungkan hasil tangkap ikan mereka di laguna tapi bisa sampai laut lepas. Faktanya situasi yang terjadi saat ini, nelayan sulit mencari ikan dan hanya mendapat tangkapan kecil karena banyaknya sampah dan pendangkalan berdampak pada kehidupan biota. "Seperti sudah kita lihat kemarin, di arah pelawangan barat, begitu banyak sampah. Selain itu, pendangkalan laguna kan kita rasakan, saat beberapa kali perahu yang kita ditumpangi kandas karena terlalu dangkal," ujarnya pada Radar Banyumas yang pada Rabu (18/5) ikut memantau kawasan segara anakan dan kondisi mangrove di wilayah tersebut. Terkait keberadaan Mangrove di wilayah laguna segara anakan, Edi menilai beberapa tempat perlu penanaman kembali karena ini terkait pemijahan udang dan kepiting. Spot yang memerlukan revitalisasi ia katakan di Klaces ke timur. Tapi memang persoalan yang dihadapi, revitaisasi ini berhadapan dengan pengembangan kampung. "Tantangan konservasi adalah menghambat laju kerusakannya, baik pengembangan kampung sampai praktek penggunaan jaring apung dengan menggunakan mata jaring kecil, padahal ini berdampak negatif," terangnya. (ziz/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: