Tiga Puskesmas di Purbalingga Ditutup, Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19
Ilustrasi puskesmas Bobotsari. Foto istimewa PURBALINGGA - Pelayanan tiga puskesmas di Kabupaten Purbalingga ditutup sementara selama tiga hari. Mulai Minggu (29/11) hingga Selasa (1/12) kemarin. Penutupan dilakukan karena tenaga kesehatan (nakes) di 3 puskesmas tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan bidan pada salah satu puskesmas meninggal dunia. “Kami memutuskan menutup sementara Puskesmas Bobotsari, Puskesmas Purbalingga, dan Puskesmas Karanganyar. Layanan ketiga Puskesmas sementara dialihkan ke Puskesmas terdekat,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga drg Hanung Wikantono MPPM, kemarin. https://radarbanyumas.co.id/25-nakes-rsud-goeteng-purbalingga-terkonfirmasi-covid-19/ Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Purbalingga hingga mengakibatkan outbreak juga menyasar para nakes. Tercatat belasan tenaga kesehatan di Puskesmas yang positif Covid-19, baik dokter, perawat, maupun bidan. Bahkan salah satu bidan desa di Karanganyar meninggal akibat Covid-19 pada akhir pekan lalu. Namun Hanung tidak bersedia merinci jumlah nakes yang positif Covid-19. Secara umum, tercatat sejak Maret - November mencapai 1.207 orang dan pada November masih ada 753 pasien positif yang masih dirawat di sejumlah rumah sakit dan gedung isolasi darurat. Sebelumnya, dua puskesmas, yaitu Puskesmas Pengadegan dan Puskesmas Karangreja juga pernah ditutup akibat Covid-19. Puskesmas Pengadegan sempat ditutup satu minggu, sedang Puskesmas Karangreja ditutup 3 hari. https://radarbanyumas.co.id/nakes-terpapar-covid-bertambah-puskesmas-karangreja-tutup-sementara/ https://radarbanyumas.co.id/nakes-positif-covid-puskesmas-pengadegan-ditutup/ Sementara itu dari jumlah 753 kasus aktif pasien dalam perawatan, 31 orang meninggal dunia dan 424 orang sembuh. Kasus kematian Covid naik tiga kali lipat, sedang angka kesembuhan sebesar 55 persen,” rincinya. Pemkab Purbalingga akan tetap kukuh melaksanakan 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan penegakkan disiplin protokol kesehatan diperketat. Upaya 3T dari Pemkab Purbalingga tidak dimaksudkan untuk “meng-covid-kan orang”, akan tetapi murni hasil laboratorium dari RSUD Margono Purwokerto. “Kami akan tetap kukuh melaksanakan 3T, meski angka kasus meningkat tapi harapannya virus tidak menyebar, dan angka kesembuhan akan meningkat. Sedangkan masyarakat, kami harapkan untuk disiplin melaksanakan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak),” katanya. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: