Pandemi Bikin Kampanye Alami Berbagai Kendala
PURBALINGGA - Sejumlah kendala kampanye banyak terjadi di daerah. Salah satunya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Purbalingga 2020. Hal itu, terungkap dalam Vidcon Analisis dan Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2020 bersama Kemenko Polhukam, baru-baru ini. Kordiv Hukum, Humas dan Data Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purbalingga Joko Prabowo mengatakan hal itu, kemarin. Dia mengatakan, Kemenko Polhukam menemukan sejumlah kendala kampanye banyak terjadi di daerah. Dijelaskan, kendala tersebut antara lain yakni, adanya daerah yang belum melaksanakan Kampanye. Karena masih menunggu STTP dan rekomendasi dari Gugus Tugas Covid-19. https://radarbanyumas.co.id/pilkada-purbalingga-kuota-ptps-tak-terpenuhi-bawaslu-perpanjang-perekrutan/ Keterlambatan penyerahan desain APK dan bahan Kampanye ke KPU. Data petugas Kampanye, relawan, dan akun medsos resmi terlambat disampaikan oleh Paslon kepada KPU. Penghubung Paslon kurang responsif dan komunikatif dengan pihak KPU. Belum sepenuhnya Paslon menggunakan media daring atau medsos untuk berkampanye. Serta masih menggunakan cara lama yaitu tatap muka walaupun dibatasi. Selain beberapa kendala tersebut diatas, ternyata dilapangan masih banyak dijumpai adanya kerumunan tanpa jaga jarak. Serta, tempat kampanye tidak memenuhi protokol kesehatan. Sementara itu, Pasangan Calon (Paslon), yang akan mengikuti Pilkada Purbalingga 2020, telah menyerahkan akun media sosial untuk berkampanye. Masing-masing mendaftarkan 11 akun medsos untuk berkampanye dalam media sosial atau daring. Komisioner KPU Purbalingga Divisi Parmas, SDM dan Kampanye Andri Supriyanto merinci, untuk pasangan nomor urut satu Muhammad Sulhan Fauzi - Zaini Makarim adalah akun facebook Mas Oji Kang Zaini 2020, Lakone Anyar Kabeh Gemebyar, Mas Oji Kang Zaini Relawan MasOji PurbalinggaMaju, Bareskrim Oji-Jeni. "Akun Instagram @Masojikangzaeni2020, @Masoji_Kangzaini, @Bareskrim Oji-Jeni, @zaini_makarimcenter, Youtube Masojikangzaini2020 dan Twitter masoji2020," tambahnya. Kemudian paslon nomor urut dua, Dyah Hayuning Pratiwi - Sudono mendaftarkan tujuh akun medsos Facebook. Yakni, Tiwi Dono (www.Facebook.com/bu.tiwi.9421), Tiwi Dono, Tiwi Dono Menang, Demi Purbalingga, Nomor Dua, Mas Eddy dan Teguh Purwanto. "Serta, akun Youtube Tiwi Dono Chanel. Akun Instagram @tiwidono. Website: www.tiwidono.com dan akun twitter @dyah_h_pratiwi," lanjutnya. Akun-akun yang didaftarkan paslon dalam BC4-KWK ini adalah yang sah dalam melakukan kampanye dan sosialisasi secara daring. "Kami berharap para paslon benar-benar memaksimalkan kampanye melalui daring ini. Hindarkan informasi Hoax, dan Sara, serta memecah belah persatuan dan kesatuan. Teknis pengawasannya di Bawaslu,” ungkapnya. Sementara itu menurut Dosen Fisip Unsoed Indaru Setyonurpojo, kampanye medsos belum efektif. Akun resmi timses, relawan, nyaris tidak terlalu aktif. Justru akun fake, buzzer dan lainnya secara personal yang bertebaran. “Rata-rata justru tidak memberikan unggahan yang mendidik atau positif. Justru unggahan yang ada kadang saling serang dan tidak ada pendidikan politik samasekali,” tutur Dosen FISIP Unsoed, Indaru Setyonurprojo, Minggu (18/10). Menurutnya, banyaknya unggahan di sosmed seperti facebook, instagram dan sejenisnya yang bukan akun resmi, justru menyulitkan pengawasan jajaran Bawaslu. Karena siapa yang diawasi akan sangat banyak dan yang akun resmi paslon justru seakan adem ayem. “Kalau diteruskan, efeknya tidak baik. Karena hanya saling menghujat, menjelekkan dan akhirnya hanya bisa dilihat siapa mendukung siapa dan paling banyak sesuai keinginan akun pengunggah bersangkutan,” tambahnya.(amr/tya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: