Purbalingga Fair Usung Konsep Tradisional

Purbalingga Fair Usung Konsep Tradisional

TRADISIONAL : Stan peserta Purbalingga Fair dibuat dengan konsep tradisional. HANIF PANDU SETIAWAN/RADARMAS PURBALINGGA - Purbalingga Fair 2018 menjadi panggung bagi puluhan stan dari OPD, desa tematis, dan komunitas untuk menampilkan produk, potensi dan keunggulan. Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-188 Kabupaten Purbalingga, Purbalingga Fair bakal dilaksanakan selama tiga hari mulai 19-22 Desember. Konsep yang diusung agak berbeda dengan penyelenggaran di tahun-tahun sebelumnya. Stan yang disediakan panitia bertemakan tradisional. Yakni berbentuk saung dengan bahan dasar bambu. “Peserta tidak diperkenankan menggunakan bahan seperti styrofoam dan akrilik. Jadi konsepnya memang benar-benar mengusung tema tradisional, layaknya rumah zaman dahulu,” ujar salah salah satu panitia Nuryanto. Untuk itu, peserta dituntut untuk kreatif memanfaatkan tempat yang telah disediakan. Mayoritas pengisi stan menggunakan properti berbahan dasar kayu, bambu, dan barang daur ulang. Seperti PMI yang membuat replika hunian sementara (huntara) sebagai properti pendukung, yang juga sekaligus tempat pelayanan selama Purbalingga Fair berlangsung. “Kita membuat replika huntara seperti yang dibuat di Palu-Donggala, menggunakan bahan dasar triplek dan kayu. Tempat itu juga kita manfaatkan sebagai tempat pelayanan” ujar Casmari, salah satu petugas PMI. (nif/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: