Perajin Gerabah Dusun Sambirata Minim Regenerasi

Perajin Gerabah Dusun Sambirata Minim Regenerasi

Perajin Dusun Sambirata tengah menjemur gerabah dari tanah liat minim regenerasi. HANIF PANDU SETIAWAN/RADARMAS PURBALINGGA – Kelangsungan kerajinan gerabah Dusun Sambirata, Desa Wanogara Kulon, Kecamatan Rembang mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, satu satunya penghasil gerabah turun temurun ini miskin regenerasi. "Sekarang semakin sedikit KK yang menjadi perajin gerabah. Hanya tinggal 20 KK. Untuk gerabah yang diproduksi, paling banyak tempat ari-ari. Sebagai besar rumah sakit di Purbalingga rutin memesan pada perajin dari sini," kata Perangkat Dusun Sambirata, Nurois. Dijelaskannya, perajin gerabah sebelumnya mencapai sekitar 70 KK namun kini jumlahnya berkurang drastis. "Belum ada regenerasi. Anak sekarang kalau disuruh belajar bikin gerabah kurang berminat. Lulus sekolah inginnya merantau ke kota," tuturnya. Lebih lanjut Nurois mengatakan, satu KK biasa memproduksi rata-rata 100 buah gerabah per harinya. Perajin masih menggunakan alat manual. Sehingga hasil produksi bergantung pada kondisi alam. "Kalau sore waktunya cari lempung buat bahan hari besoknya. Rata-rata bisa buat 60-100 gerabah per hari," ujar Wastoji (53), salah satu warga yang menekuni kerajinan gerabah. Tanah liat yang didapat kemudian disimpan untuk diproses keesokan harinya. Wastoji biasa mulai mengolah bahan mulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00. "Untuk harga, dari pengepul dipatok Rp 1.000 hingga Rp 3.500. Tergantung jenisnya," tuturnya. (nif/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: