Dikira Sudah Meninggal, Wantoro Pulang Kerumah Setelah 5 Tahun

Dikira Sudah Meninggal, Wantoro Pulang Kerumah Setelah 5 Tahun

PURBALINGGA- Watoro (47) warga Kelurahan Penambongan, Kecamatan Purbalingga, yang dinyatakan hilang sejak 5 tahun lalu kini telah bertemu keluarga. Anak dan istri Watoro, Tursini menyambutnya dengan tangis bahagia, Selasa (10/10) sekitar pukul 03.00 dini hari. Tursini menuturkan, sejak tahun 2012 lalu, suaminya pergi menggunakan sepeda ontel ke rumah orangtuanya di Karangtengah, Kelurahan Purbalingga Kidul. Suasana saat itu hujan deras disertai angin puting beliung. Sejak kejadian itu, Watoro tidak pernah kembali ke rumah. SEHAT : Watoro (kanan) terlihat masih bingung ketika baru sampai di rumahnya, setelah lima tahun hilang.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS Keluarga sudah berupaya mencari ke rumah orangtuanya dan kerabat lainnya. Upaya pencarian dilakukan. Bahkan keluarga sudah melaporkan hilangnya Watoro ke polisi. Setelah dianggap hilang, Watoro dinyatakan meninggal. Keluarga Tursini sudah melakukan selamatan 3 hari sampai 100 hari meninggalnya Watoro. Hingga akhirnya ada informasi dan utusan dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Surabaya, bernama Damanhuri. Koordinator TKSK Kabupaten Purbalingga, Daryanto dan jajarannya menindaklanjuti informasi tersebut. Yaitu terkait adanya kepulangan eks psikotik atas nama Watoro. Berbekal foto, TKSK Purbalingga Kota menelusuri alamat yang diberikan TKSK dari Surabaya. Hingga akhirnya ketemu alamat dan rumah keluarga Watoro. “Kabar Watoro masih hidup dan akan pulang disambut bahagia. Bahkan keluarga tidak sempat tidur menunggu kedatangan kami. Bersama TKSK dari Sukolilo Surabaya, pertemuan itu sangat mengharukan,” ungkap Daryanto, Selasa (10/10). Tim TKSK Surabaya, Damanhuri mengatakan, pihaknya mendapatkan amanat mengawal eks psikotik Watoro dari Wali Kota Surabaya Risma. “Tercatat ada 14 warga Jateng yang kami pulangkan. Satu bus langsung ke Jawa Barat dan berbagai wilayah lain hingga luar Pulau Jawa, termasuk mengantar ke Purbalingga,” tuturnya. Kepada TKSK Purbalingga, Watoro mengaku tidak mengetahui bisa sampai ke Surabaya. Dia hanya ingat membawa sepeda kemudian naik kendaraan umum dan sampai stasiun kereta api jurusan Surabaya. Hingga terkena razia Pemkot Surabaya dan mengaku alamat aslinya. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: