Pengembangan Bendung Slinga Park Terkendala Pembebasan Lahan

Pengembangan Bendung Slinga Park Terkendala Pembebasan Lahan

PURBALINGGA – Wajah bendungan slinga kini nampak indah dengan berdirinya gazebo, taman bermain, wahana swafoto, perahu dan gethek di tengah di sungai. Sayangnya, pengembangan Bendung Slinga Park sebagai tempat wisata terkendala pembebasan lahan. Wakil Ketua Pokdarwis Tunas Harapan, Ari Suseno mengungkapkan, daerah sempadan sungai yang rencananya akan dikembangkan saat ini masih digarap petani. Untuk itu pihaknya masih menunda pengembangan dan mencari solusi yang bisa menengahi dua kepentingan tersebut. DIPERCANTIK : Bendungan Slinga kini tampil lebih menarik dengan adanya Bendung Slinga Park yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang menarik bagi pengunjung. (GALUH WIDOERA/RADARMAS) “Rencananya masih ada sekitar 400 meter ke arah utara yang akan dikembangkan. Namun disempadan masih ditanami warga. Kami sudah mengupayakan solusi dengan mengutamakan warung untuk petani. Namun beberapa masih ada yang menolak,” katanya. Penggarap lahan umumnya dari masyarakat ekonomi lemah yang tidak memiliki lahan. Kalau diminta untuk membuka warung, selain mendalami usaha yang baru juga membutuhkan modal. “Beberapa beralasan seperti itu. Namun bisa dipastikan sebenarnya penghasilan dari warung jauh lebih besar daripada menggarap lahan. Sebab, tanah sempadan banyak yang terdiri dari batu dan pasir sehingga hasil pertanian kurang bagus,” tambah Seno. Untuk itu, dia berharap bantuan dari pemerintah desa dan Dinas Pariwisata untuk mengembangkan Bendung Slinga Park secara serius. Rencana pengembangan dibutuhkan agar petani terjamin peralihan profesinya akan menguntungkan. Pengelola Bendung Slinga, Abul menambahkan, pengembangan Bendung Slinga Park dimulai sekitar empat bulan lalu dengan membangun bangku-bangku bambu yang dijejer disempadan sungai. Berkembang kemudian dengan dibangun gazebo, arena otopad, ATV, dan sepatu roda. Kemudian penambahan trampoline dan perahu untuk swafoto. “Saat bulan puasa, pengunjung bisa naik perahu pasir yang disulap jadi perahu pesiar keliling Bendung Slinga dan berswafoto di gethek tengah sungai. Semua wahana di sini ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau. Tiket masuk Rp 3.000 dan wahana lainnya Rp 5.000,” terangnya. Abul menambahkan, secara lisan Balai Besar Sungai Serayu Opak mendukung pengembangan Bendung Slinga selama bisa menjaga dan memperindah tampilan Bendung Slinga. Selain itu, dengan hadirnya Bendung Slinga Park dapat menambah penghasilan bagi pengelola dan mengurangi pengangguran di Desa Slinga, Kecamatan Kaligondang. “Pengurusan secara tertulis untuk Balai Besar Serayu Opak sedang dibuat. Pembentukan Pokdarwis secara resmi juga telah diajukan ke Dinas Pariwisata. Kami benar-benar mengharapkan bantuan dari pemerintah desa dan dinas terkait agar pengebangan sesuai prosedur dan rencana pengembangan tersusun dengan rapi,” pungkasnya. (gal/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: