Fasilitas Air Bersih di Kutabawa Segera Terealisasi
Bakal Digelontor Dana Rp 3 Miliar KARANGREJA- Kurang lebih 7.000 jiwa warga Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja bakal menikmati fasilitas air bersih. Baru- baru ini pemerintah desa setempat dan jajaran terkait kembali melakukan pengecekan ke jalur lokasi yang akan dipasang pipa dari arah lereng Gunung Slamet. Melalui anggaran pemerintah tahun 2017, realisasi air bersih dari lereng Gunung Slamet itu bakal dianggarkan hingga Rp 3 miliar. “Saat ini kami terus mempersiapkan diri secara teknis. Bahkan kembali menelusuri dan melihat kondisi di lapangan sampai menyusuri jalur pendakian. Kami siap mendukung dan mempersiapkan semua potensi yang ada. Informasi yang kami dapat, proyek itu terealisasi tahun ini,” kata Kepala Desa Kutabawa, Edi Suroso, kemarin. Hasil pemantauan riil di lapangan itu akan dijadikan bahan pertimbangan realisasi pembangunan bak penampung di atas, panjang pipa yang digunakan dan sampai ke bagian paling akhir dan dialirkan kepada warga. Harapannya, dengan adanya sumber air yang dikelola dengan benar, kesulitan air bersih di beberapa wilayah di desanya segera terjawab. Sebelumnya, dari perhitungan awal, melalui usulan dari Pemerintah Desa Kutabawa, biaya yang dibutuhkan untuk membangun saluran pipa dari sumber airnya bisa menelan anggaran Rp 5 miliar. “Sebelumnya, kami hanya ditugasi bupati untuk memfasilitasi dengan KPH Banyumas Timur soal izin dan kerjasama. Untuk anggaran dari Pemprov Jateng melalui Cipta Karya Provinsi,” tambahnya. Dari data yang ada, nantinya pipa saluran yang akan digunakan mencapai lebih dari 20 kilometer. “Saat ini kami menginvetarisasi kembali lokasi yang akan dijajdikan saluran dan sumber lainnya. Jadi ketika sudah realisasi fisik sudah siap, maka tidak banyak kendala,” tegasnya. Soal anggaran, jika masih membutuhkan karena ada kekurangan, hal itu akan difasilitasi dengan APBD Kabupaten Purbalingga. Seperti diketahui, pada bulan Mei tahun 2016 lalu, warga Kutabawa telah menemukan 9 titik sumber air yang masuk wilayah KPH Banyumas Timur. Kemudian Pemkab Purbalingga mengajukan izin untuk mengelola salah satu di titik koordinat yang sudah ditetapkan sebelumnya. “Kami akui, pemenuhan air bersih hingga kini masih menjadi masalah. Kerap kali saat kemarau tiba, masyarakat harus mengambil dari lain desa. Saat ini sudah ditemukan sumber mata air dengan debit yang besar di lereng Gunung Slamet. Desa kesulitan memanfaatkannya karena butuh biaya miliaran rupiah untuk mengalirkannya sampai ke bawah,” tegasnya. Lebih lanjut dikatakan, selama ini masyarakat menggunakan penampungan air hujan yang sangat tergantung alam. Karenanya, saat menemukan sumber air, langsung dilakukan pendataan dan usulan melalui OPD terkait. (amr/bdg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: