Melihat Usaha Susu Yoghurt di Desa Munjul, Kecamatan Kutasari
Masih Diproduksi Rumahan, Pemasaran hingga Luar Kota Bisa Tahan Selama Tiga Bulan Menikmati yoghurt berbahan susu murni mungkin sudah biasa. Namun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengan (UMKM) dari Desa Munjul, Kecamatan Kutasari, membuat berbagai varian yoghurt. Ada rasa buah naga, melon, stroberi, rasa original, dan rasa susu jagung. INOVASI : Yani (kanan) menunjukkan produk yoghurt berbagai rasa. (ADITYA/RADARMAS) ADITYA WISNU WARDANA, Purbalingga Adalah Muhammad Yani, Kepala Desa Munjul bersama istrinya, yang menjadi kreator susu yoghurt berbagai rasa ini. Produksi yoghurt milik Muhamad Yani masih dikelola dalam skala rumah tangga. Rata-rata per hari memproduksi yoghurt dengan bahan baku utama susu murni sebanyak tiga liter. “Meski pemasaran kami sudah sampai Purwokerto, namun kami masih memproduksi secara terbatas. Kami belum mengembangkan secara besar-besaran, karena terbatas pada peralatan dan bahan baku susu murni,” katanya. Dia mengungkapkan, awalnya hanya memproduksi yoghurt dengan bahan baku susu murni dan susu kambing Etawa. Namun Yani kemudian mengembangkan membuat yoghurt susu jagung. Hal ini didasari melimpahnya hasil panen jagung di Kecamatan Kutasari. “Setelah mendapat pelatihan dari Unsoed, kami mulai mencoba membuat yoghurt susu jagung. Meski menambah varian rasa jagung, namun bahan baku utama berupa susu tetap dipakai. Namun susu yang digunakan susu skim, bukan susu murni,” jelasnya. Kini dengan adanya tuntutan konsumen, Yani mulai mengembangkan yoghurt berbagai varian. Seperti stroberi, melon, buah naga, dan rasa buah lainnya. “Anak-anak biasanya paling suka dengan yoghurt rasa buah-buahan,” ujar Yani yang menggeluti usahanya bersama istri. Yani mematok harga Rp 8 ribu per botol untuk penjualan grosir. Namun jika dijual langsung ke konsumen harganya Rp 10 ribu per botol. Isi satu botol 250 mililiter. "Penjualan langsung biasanya dilakukan di tempat keramaian. Seperti kompleks stadion olahraga baik di Purbalingga maupun di Purwokerto," tuturnya. Yani menambahkan, dengan bahan baku tiga liter susu murni dan ditambah buah sesuai varian yang diinginkan, bisa menjadi 15 hingga 20 botol. Produk yoghurt harus disimpan dalam frezzer, atau jika akan dikonsumsi langsung bisa hanya didinginkan sebentar. Jika disimpan dalam frezzer mampu bertahan hingga tiga bulan, namun jika hanya disimpan dalam kulkas hanya bertahan dua minggu. Jika disimpan dalam suhu ruangan biasa hanya bertahan 25 jam. Diakui Yani, masih ada kendala yang dihadapi. Yakni perizinan ke Balai POM yang belum selesai. Selain itu juga label kemasan per botolnya. Seharusnya label dibuat dari plastik, namun untuk bahan baku plastik di Purwokerto belum bisa didapat. Label yang digunakan saat ini menggunakan kertas. (*/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: