Kapolres: Aksi Pembunuhan Hanani dan Eti Sudah Terencana
Pisau, Lakban, Martil Dibawa dari Rumah PURBALINGGA- Fakta yang diungkap polisi tentang kasus pembunuhan Hanani (24) dan neneknya Eti Suherti (65) oleh Amin Subechi sungguh mengagetkan. Bagaimana tidak, polisi menyebut jika pemuda berusia 26 tahun itu sudah membawa pisau, lakban, dan martil di dalam tas yang dibawanya dari rumah. Kapolres Purbalingga, AKBP Agus Setyawan Heru Purnomo SIK mengatakan, keterangan tersebut disampaikan sendiri oleh Amin ketika diperiksa penyidik. "Sebelumnya, kami juga sudah mengecek ke keluarga korban. Mereka menyatakan tidak ada pisau yang hilang atau memiliki pisau seperti yang dibawa pelaku sesuai ciri- ciri yang ada,” kata dia, Selasa (17/1) kemarin. Agus mengakui, ketika pemeriksaan, Amin kerap memberikan keterangan yang berubah- ubah. Yaitu soal pisau yang digunkannya untuk menggorok leher Hanani dan Eti Suherti. Pertama, Amin sempat mengaku jika pisau diambil dari dapur rumah korban. Namun di keterangan selanjutnya, Amin mengakui pisau dibawa dari rumahnya sendiri di Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan. "Penyidik juga memastikan tersangka melakukan sendiri aksinya atau pelaku tunggal," imbuhnya. Kapolres juga menegaskan jika motif asmara dan aksi itu sudah direncanakan sebelumnya oleh pelaku. Terbukti dari penemuan tas di aliran sungai Klawing yang diduga digunakan sebagai tempat menyimpan dan membuang pisau ke sungai. "Dari tas tersebut hanya ditemukan martil, lakban dan beberapa barang lainnya. Pisau sudah tak ada di dalam tas. Kemungkinan pisau sudah tergerus arus sungai yang deras karena hujan terus menerus setiap hari,” tegas Agus. Namun, dia yakin meskipun pisau tidak bisa ditemukan, bukti- bukti lain dan keterangan saksi- saksi sangat mencukupi untuk menjerat tersangka dengan hukuman maksimal. Apalagi kondisi TKP saat pertama ditemukan masih sangat sempurna. Yaitu masih ada korban, benda- benda pendukung dan kondisi lingkungan. "Polisi terus bergerak cepat. Segera kita penuhi semua bukti dan pemberkasan kepada tersangka," ungkapnya. Hanya saja, saat ini karena kondisi psikis Amin ada sedikit gangguan, maka polisi berencana segera menurunkan psikolog untuk memberikan analisa. Penyidik mengetahui adanya tekanan batin karena kemungkinan ada rasa penyesalan mendalam dari diri tersangka. “Semua akan kami sesuaikan dengan fakta dan tetap kami pastikan aksi itu pembunuhan berencana,” katanya. Sementara, Rencananya, pada Kamis (19/1) besok, polisi akan menggelar reka ulang kasus pembunuhan yang menewaskan Hanani (24) dan neneknya Eti Suherti. Belum diketahui reka ulang itu akan dilakukan di TKP rumah korban atau lokasi lain. Polisi masih belum bersedia menyebutkannya. (amr/dis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: