Aktivitas UPTD Pasar Segamas Tiap Awal Bulan Libatkan Semua Pegawai untuk Hitung Uang Receh

Aktivitas UPTD Pasar Segamas Tiap Awal Bulan Libatkan Semua Pegawai untuk Hitung Uang Receh

Butuh Waktu 10 Hari Setiap awal bulan, yakni mulai tanggal 1 hingga 6, menjadi hari "sibuk" bagi para pegawai UPTD Pasar Segamas Purbalingga. Pasalnya, mereka harus menghitung uang logam yang nominalnya cukup beragam yakni Rp 200, Rp 500, sampai Rp 1.000. Uang yang harus dihitung berasal dari retribusi parkir dan Mandi Cuci Kakus (MCK) yang mencapai satu karung ukuran 25 kilogram. TELITI  Salah satu pegawai tengah menghitung uang receh yang mencapai satu karung. (ABDUL AZIZRADARMAS) ABDUL AZIZ RASJID, Purbalingga Petugas Administrasi UPTD Pasar Segamas Purbalingga, Yunita atau yang akrab disapa Ita sudah terbiasa menghitung uang receh. Keping-keping uang logam ditata rapi di meja, disesuaikan dengan besaran nominal mata uang. Menurutnya, untuk satu kantong plastik uang Rp 200 dikumpulkan sampai berjumlah Rp 200 ribu. Sedangkan untuk pecahan Rp 500 dan Rp 1.000 dikumpulkan sampai Rp 250 ribu. "Saat dibawa kesini, uang receh dimasukkan dalam karung. Setiap bulan menghitung dan menata uang receh ini sudah jadi kebiasaan," katanya, Selasa (6/9) kemarin. Meskipun hanya menghitung dan menata uang receh, bagi Ita, itu bukan aktivitas yang sepele. Uang receh yang terkumpul bukan sekadar alat tukar, tapi denyut nadi dari kehidupan Pasar Segamas. Berkarung-karung dan berkardus-kardus receh berasal dari jutaan pengunjung pasar selama sebulan, khususnya yang menggunakan jasa parkir dan MCK. Dijelaskan Kepala UPTD Pasar Segamas Purbalingga Sunarto, uang logam dari retribusi parkir yang disetorkan tiap tanggal 1 rata-rata sampai Rp 1 juta. Pada bulan September ini, uang logam yang terkumpul Rp 7.400.000. Sedangkan dari setoran MCK, rata-rata uang logam yang disetorkan Rp 14 juta dari tujuh MCK yang tersebar di Pasar Segamas. "Untuk menghitungnya memang membutuhkan energi. Setiap pegawai dilibatkan. Penghitunganya bisa mencapai 10 hari," ujar Sunarto. Keberadaan uang receh juga tak bisa disepelekan, karena nilai ekonomis dibalik nominalnya yang kecil sangat besar. Uang receh dari parkir dan MCK tak bisa dipandang sebelah mata, karena menjadi bagian dari kas daerah. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: