Wirasaba dan Linggamas Picu Harga Tanah Di Desa Kedungbenda Purbalingga Naik Hingga Lima Kali Lipat

Wirasaba dan Linggamas Picu Harga Tanah Di Desa Kedungbenda Purbalingga Naik Hingga Lima Kali Lipat

KEMANGKON - Harga tanah di Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon naik drastis. Kenaikan harga tanah per ubin saat ini mencapai Rp 5 juta. Padahal sebelum ada rencana realisasi Bandara Wirasaba dan belum beroperasinya jembatan Linggamas, harga tanah hanya Rp 700 ribu- Rp 1 juta per ubin. Harga-Tanah-Naik-Lima-Kali-Lipat Kaur Umum Desa Kedungbenda, Slamet L mengakui, lonjakan harga tanah sudah terjadi sejak tahun 2013. Kenaikannya lumayan cepat, mulai Rp 3 juta per ubin hingga saat ini Rp 5 juta lebih. “Rata- rata yang membeli orang luar desa, karena untuk warga lokal sudah tidak mampu menjangkau harganya. Bahkan sampai ke tanah yang lokasinya agak masuk ke dalam juga ikut-ikutan naik, meski tidak seperti di pinggir jalan utama,” kata Slamet. Seiring lonjakan harga tanah, saat ini untuk mendapatkan tanah yang potensial sebagai bangunan maupun usaha semakin susah. Masyarakat masih menahan diri untuk tidak menjual. Slamet berharap ketika ada investor masuk, mereka bisa merealisasikan terbukanya lapangan pekerjaan bagi kaum laki- laki. Karena selama ini masih banyak wanita yang justru kerja dii pabrik di Purbalingga dan suaminya justru di rumah. “Harapan kami segera terealisiasi adanya kawasan industri yang memadai dan bisa menyerap tenaga kerja laki-laki lebih dominan,” tegasnya. Kenaikan harga tanah di Desa Kedungbenda juga dipicu sudah berfungsinya jembatan Linggamas. Sehingga ruas jalan di desa tersebut menjadi jalur utama. Selain dampak positif terbukanya akses di Kedungbenda, masih ada dampak negatif yang harus diterima. Mulai dari potensi konflik antar wilayah, kejahatan remaja dan lainnya di perbatasan yang dilalui jembatan Linggamas. “Kami merasa senang karena akses wilayah semakin terbuka, bahkan sebagai wajah Purbalingga dari sisi perbatasan dengan Kabupaten Banyumas melalui Sokaraja. Namun disisi lain dampak negatifnya juga ada,” ujarnya. “Kami minta perkembangan Kedungbenda juga diiringi kenyamanan dalam kegiatan sehari- hari. Misalnya ada pos polisi atau pos kemitraan di dekat jembatan. Tujuannya untuk pengamanan maupun pos ketika patroli di sekitar Kedungbenda,” sambungnya. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: