Potensi Besar, Bahan Baku Sangat Langka, Pemintalan Benang Kepompong Ulat Mahoni di Somagede
KREATIF: Perajin serius memintal benang kepompong ulat mahoni. FIJRI/RADARMAS SOMAGEDE - Sudah setahun lebih Simpen (53) menekuni profesi sebagai pemintal benang kepompong ulat mahoni. Pekerjaan digarap di rumahnya di Desa Sokawera RT 2 RW 1 Kecamatan Somagede. Tidak saban hari Simpen memintal benang. Sebab bahan baku kepompong ulat mahoni tidak selalu tersedia. "Bahan baku langka, kepompong ulat mahoni dipasok dinas tidak pasti," beber Simpen, Rabu (6/10). Satu kilogram kepompong ulat mahoni hanya menghasilkan benang maksimal 50 persennya. Satu ons benang membutuhkan waktu kisaran satu minggu untuk memintal. https://radarbanyumas.co.id/pesanan-masuk-tapi-produksi-kain-lurik-sutra-terkendala-bahan-baku-di-somagede-tolak-pesanan-100-pcs-dompet/ Sebelum menjadi benang, Simpen harus melalui proses panjang. Kepompong dibersihkan dari daun-daun kering pembungkus. Lalu, dibelah untuk mengambil kepompong ulat di dalamnya. Selanjutnya, kepompong direndam selama satu malam. Di pagi harinya, Simpen merebus selama 2,5 jam sampai terlihat kepompong terurai. "Terurai pertanda kepompong sudah matang lalu ditiriskan dan dijemur sampai kering," imbuh Simpen. Proses belum selesai, Simpen masih harus mengucek kepompong hingga hasilnya menyerupai kapas. Jika sudah seperti kapas maka siap dipintal. Simpen telaten memintal. Tangannya terampil memilih kapas ketika alat pintal terus berputar. Peluang ekonomi kain sutera kepompong ulat mahoni yang besar. Simpen menceritakan banyak yang tertarik dengan pemintalan benang. "Beberapa orang datang ke rumah. Ada yang dari Sumpiuh meminta diajari cara memintal kepompong ulat mahoni," beber Simpen di rumahnya. Simpen mengaku tidak keberatan apabila ada yang ingin belajar padanya. Justru suka hati bisa berbagi. "Alhamdulillah, dipercaya oleh dinas untuk memproduksi benang kepompong ulat mahoni. Peralatan dan bahan baku kepompong dari dinas, setor benang ke dinas. Operasional untuk listrik dan merebus pribadi," tandas Simpen. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: