500 KK Krisis Air Bersih, Desa Buniayu Tambak Butuh Solusi Jangka Panjang

500 KK Krisis Air Bersih, Desa Buniayu Tambak Butuh Solusi Jangka Panjang

NGANGSU: Warga Desa Buniayu mengangsu sumber air talang di area rel kereta api. FIJRI/RADARMAS TAMBAK - Lebih dari 500 kepala keluarga di Desa Buniayu Kecamatan Tambak mengalami krisis air bersih. Kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sudah berlangsung sejak pertengahan Agustus lalu. "Dropping air bersih sudah mulai, satu tangki Kamis kemarin dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk warga dan setengah tangki di tampung di kantor desa," papar Sekretaris Desa Buniayu Agus Supriyadi, Jum'at (18/9). Krisis air bersih di Buniayu terjadi setiap tahun. Debit air sungai di Watuagung yang diandalkan warga dari Pamsimas sudah tidak mencukupi. https://radarbanyumas.co.id/kekeringan-makin-meluas-tambah-lagi-1-desa-di-banyumas-terdampak-krisis-air-bersih/ Oleh karena itu, dibutuhkan solusi jangka panjang untuk menangani krisis air bersih. Tidak hanya di Buniayu juga desa lain di Kecamatan Tambak yang kerap kesulitan air bersih di musim kemarau. "Di berbagai forum, kami mengusulkan pembuatan waduk di hulu sungai Watuagung. Pembendungan dua sungai sekaligus, Sungai Tambak dan Ijo untuk menyimpan air di musim penghujan," jelas Agus di meja kerjanya. Adanya waduk sekaligus untuk mengantisipasi konflik kepentingan di masa mendatang terkait keberadaan air bersih. Sebab, air merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan. Pemerintah Desa Buniayu mencatat krisis air bersih tersebar hingga 14 RT. Padahal, total ada 20 RT. Dengan demikian, hanya tersisa 6 RT yang terhitung aman stok air bersih. Terpisah, Narso, warga setempat mengatakan setiap hari mengangsu di sumber air talang di area rel kereta api. Ia berjalan kaki menggotong dua jerigen bolak balik dari rumah ke lokasi. "Ambil air ke talang ada iuran, bayar untuk listrik saja," ujar Narso setelah menyalakan saklar pompa air kemudian mengisi jerigen. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: