Warga Prendengan Hadiri Sedekah Bumi, Minta Pemkab Banjarnegara Tanggap Bencana

Warga Prendengan Hadiri Sedekah Bumi, Minta Pemkab Banjarnegara Tanggap Bencana

Selamatan sedekah bumi dalam rangka ruwat bumi di Desa Prendengan, Kecamatan Banjarmangu.-PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tradisi sedekah bumi di Desa Prendengan, Kecamatan Banjarmangu, kembali digelar , dengan dihadiri langsung oleh Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana. Di tengah guyuran hujan deras, ratusan warga tetap memadati lokasi acara sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya leluhur.

Diwarnai doa bersama, istighotsah, hingga pentas wayang kulit, acara semakin meriah saat warga berebut gunungan hasil bumi. Namun di balik kemeriahan, terselip harapan besar dari masyarakat terhadap perhatian pemerintah daerah, terutama terkait kerawanan bencana dan kebutuhan dasar warga.

“Kami menjaga tradisi selamatan dan doa bersama ini untuk menjaga kebersamaan, kerukunan, dan keberkahan warga. Tapi kami juga ingin agar pemerintah hadir secara nyata di desa kami yang rawan longsor dan masih banyak kekurangan,” ujar Kepala Desa Prendengan, Muhamad Barokah, Kamis (8/5/2025).

Ia menyebut, kegiatan ini sepenuhnya digelar secara swadaya. “Semua murni dari warga. Kami berharap kehadiran ibu bupati bisa membawa perubahan nyata bagi desa,” tambahnya.

BACA JUGA:Job Fair Masuk Kecamatan, Banjarnegara Uji Format Baru untuk Perangi Pengangguran

BACA JUGA:Teh Bedana Banjarnegara Didorong Tembus Pasar Nasional

Hal senada disampaikan warga, Juwarto, yang menyebut kehadiran bupati kali ini merupakan sejarah baru dalam pelaksanaan sedekah bumi.

“Baru kali ini acara selamatan ini dihadiri langsung oleh bupati. Biasanya hanya tokoh lokal saja yang datang,” katanya.

Menanggapi hal itu, Bupati Amalia dalam sambutannya mengaku memahami kebutuhan warga, namun meminta masyarakat bersabar mengingat keterbatasan sumber daya.

“Saya tahu banyak kebutuhan warga desa. Tapi saya tidak hanya mengurus satu desa saja. Jadi harus bertahap,” ujarnya.

Ia menegaskan, pentingnya komunikasi antara pemerintah desa dan pemerintah daerah dalam menyampaikan aspirasi. “Kalau ada masalah, jangan diam. Sampaikan lewat jalur yang benar. Pemerintah tidak akan tahu kalau tidak ada komunikasi dari bawah,” ucapnya.

Amalia juga menekankan makna spiritual di balik tradisi tersebut. “Sedekah bumi ini sejatinya adalah wujud syukur kepada Tuhan. Harapan saya, warga diberikan keberkahan, keselamatan, dan dijauhkan dari bencana,” katanya. (jud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: