Jembatan Darurat Sibrama Terbawa Arus

Jembatan Darurat Sibrama Terbawa Arus

KEMRANJEN- Lantaran jembatan darurat yang ada di Desa Sibrama, Kecamatan Kemranjen hanyut terbawa arus saat hujan deras Jumat (29/4) pekan lalu, warga terpaksa menyeberangi sungai. Akibatnya, warga harus memutar lebih jauh. foto BF1-wah-Warga menyeberang sungaiSalah seorang warga, Nurohman (40) mengatakan, jembatan darurat yang terbuat dari bambu merupakan akses petani Desa Sibrama menuju sawah. Saat Sungai Petarangan surut, warga nekat melewati dasar sungai. Apabila arus sungai deras, warga harus rela berputar sejauh lebih dari 200 meter.  "Kalau bapak-bapak dari sawah lewatnya dasar sungai. Yang tidak berani harus lewat jebatan rel kereta api, tapi harus jalan kaki lebih jauh," katanya. Kepala Desa Sibrama, Wagiah mengatakan, saat ini dinas terkait sedang membuat jembatan di Sungai Petarangan. Dia mengakui sudah mengajukan perbaikan jembatan sejak tahun 2013 lalu. Sebab, sebelumnya ada jembatan permanen yang ambrol karena tergerus air sungai. "Jembatan sepanjang 15 meter dan lebar 180 sentimeter sedang dalam proses pengerjaan. Jembatan itu sudah ditunggu petani, sebab lahan sawah sebagian besar ada di seberang sungai," ungkapnya. Sebelumnya, desa setiap tahun harus membuat jembatan baru dengan menggunakan bambu. Padahal, dana desa yang dikeluarkan untuk membangun jembatan bambu cukup tinggi. "Walaupun hanya bambu, sekali membuat kurang lebih habis Rp 6 juta. Bambu tidak tahan lama," jelasnya. Wagiah menjelaskan, tak hanya jembatan Sibrama yang terbawa arus, namun juga jembatan Tobong. Menurut dia, perbaikan jembatan Tobong akan terealisasi tahun 2017 mendatang. "Kalau akses pertanian hanya satu jembatan itu repot. Apalagi jembatan tobong juga ikut terbawa arus. Saya harap 2017 bisa terealisasi," imbuhnya. (wah/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: