Jadi Biang Kerusakan Lingkungan, Murba Tuntut Tambang Granit Baseh Tutup Permanen
Sebanyak 150 perwakilan dari Musyawarah Masyarakat Baseh (Murba), melakukan unjuk rasa di depan Gedung Baru DPRD Kabupaten Banyumas, Selasa 9 Desember 2025.-JUNI R/RADARMAS-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sebanyak 150 perwakilan dari Musyawarah Masyarakat Baseh (Murba), melakukan unjuk rasa di depan Gedung Baru DPRD Kabupaten Banyumas, Selasa 9 Desember 2025. Aksi tersebut menyuarakan satu tuntutan, tutup permanen tambang granit di Desa Baseh, Kedungbanteng.
Korlap Aksi Budi Tartanto mengungkapkan, aksi ini diawali dari kekhawatiran dengan banyaknya bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia belakangan ini.
"Tujuan kita adalah satu bahwa kita berangkat dari kegelisahan, kekhawatiran kalau hujan di Desa Baseh kita bergantian berjaga. Kenapa, karena di Sumatera ada bencana, Majenang ada bencana di Banjarnegara ada bencana itu yang membuat kita was-was menjadi akut. Karena di Baseh ini Tambang adalah horizontal tinggi sekali. Tebing ini jika longsor itu menghabiskan warga Baseh sekitar 1.000 KK," kata dia.
Ia tidak ingin di Desa Baseh terjadi bencana alam yang kemudian menimbulkan banyak korban jiwa. Untuk itu ia menuntut agar tambang di Desa Baseh ditutup permanen.
BACA JUGA:Atasi Masalah Tambang di Lereng Gunung Slamet, Ahmad Luthfi Instruksikan Pembentukan Satgas
"Kita tidak ingin mati konyol, sudah banyak contohnya. Bahwa akibat tambang membuat bencana yang memakan korban jiwa," paparnya.
Ia menyampaikan, adanya aktivitas tambang granit di Desa Baseh yang sudah berjalan empat tahun telah memberikan dampak kerusakan lingkungan.
"Berjalan empat tahun, saya ceritakan sekelumit dampaknya pertanian adalah 8 hektar kena lumpur. Penurunan hasil pangan sangat signifikan sekali. Kolam ikan ironis sekali di Desa Baseh kolam ikan tidak ada, di Desa Baseh yang melimpah air kolam ikan tidak ada. Kita punya 20 kolam yang dikelola pemuda kita isi ikan siangnya mati, isi ikan paginya mati karena apa airnya tercemari lumpur dari tambang," paparnya.
Dampak lainnya ia sebut, ialah 19 kolam milik warga rusak, adanya endapan sedimen akibat erosi tanah sekitar area tambang. Sedimen yang dibawa air hujan mengendap di kolam ikan air menjadi keruh kualitas air menurun.Menggangu fotosintesis alga dan tanaman air lainnya yang menghasilkan oksigen.
BACA JUGA:Viral Dugaan Tambang di Gunung Slamet, Ahli Pertambangan Tegaskan Itu Bekas Jalan Proyek Geotermal
24 hektar sawah mengalami kerusakan pada struktur tanah karena tertimbun pasir dan kerikil juga sedimen. Aktivitas penambangan mengancam keberadaan mata air yang selama ini digunakan lebih dari 100 kepala keluarga Desa Baseh untuk keperluan sehari-sehari.
Keberadaan penambangan telah merusak lingkungan dan mata pencaharian masyarakat.
"Kita berharap sekali DPRD Kabupaten Banyumas menjadi jembatan komunikasi supaya kita didengarkan dan tentunya kita pulang dengan satu kata. Tambang Granit di Desa Baseh harus tutup permanen, harus tutup permanen. Sudah tekad bulat Apapun yang terjadi, akan kita suarakan tutup permanen," pungkasnya. (res)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


