Nilai Kontrak Pemain Lokal Liga 1 BRI Naik, Gaji Miliaran dan Banyak Sponsor Incar Bintang Timnas
Nilai Kontrak Pemain Lokal Liga 1 BRI Naik,--
RADARBANYUMAS.CO.ID - Sepakbola Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif belakangan ini. BRI Liga 1 menghadirkan berbagai inovasi baru musim ini.
Salah satu yang disorot adalah penggunaan teknologi VAR. Teknologi itu digunakan dalam laga-laga penting BRI Liga 1. Tidak hanya itu, sejumlah laga dipimpin wasit asing. Biasanya mereka ditugaskan dalam pertandingan besar dan panas.
Fenomena baru juga muncul di sepak bola nasional. Nilai pasar pemain lokal terus mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan nilai itu terutama terjadi pada pemain Timnas. Mereka yang pernah dipanggil Timnas dihargai sangat tinggi.
Kontrak pemain top lokal bisa menembus miliaran rupiah. Bahkan, dalam semusim bisa lebih dari Rp3 miliar. Data dari Transfermarkt menunjukkan lonjakan cukup drastis. Rata-rata pemain Timnas memiliki nilai pasar tinggi.
BACA JUGA:Persib Juara Liga 1 2025: Cetak Sejarah, Raih Trofi di Kandang, dan Ukir Rekor Baru
Mereka juga digoda tawaran menarik dari sponsor. Banyak merek tertarik menjadikan mereka sebagai duta produk. Rizky Ridho jadi salah satu contohnya saat ini. Bek Persija itu mendapat kontrak besar dari klubnya.
Selain itu, Rizky juga jadi bintang iklan muda. Banyak brand tertarik dengan pesona Ridho sebagai figur. Setidaknya ada belasan merek kerja sama dengannya. Dari sepatu, jam tangan, makanan hingga air mineral.
Bahkan, ada merek semen yang menjadikannya ikon iklan. Sosoknya sangat menjual di mata sponsor lokal. Di sisi lain, ada pemain yang memilih tantangan. Asnawi Mangkualam salah satunya yang hijrah ke luar negeri.
Pada 2020, Asnawi bergabung dengan klub Korea Selatan. Ia memperkuat Ansan Greeners di Liga Korea. Menurut Asnawi, peluang main di luar sangat langka. Banyak pemain sulit mendapat kesempatan seperti itu.
BACA JUGA:Link Live Streaming Liga 1 Hari Ini, Semen Padang vs Madura United dan Jadwal Tayang!
“Kalau ada tawaran, kenapa harus ditolak?” katanya. Ia memilih keluar meski gaji di sana lebih kecil. "Aslinya di Indonesia saya dapat 100, di Korea 30," ucap Asnawi dalam wawancara dengan salah satu media.
Meski begitu, pengalaman luar negeri sangat berharga baginya. Ia belajar banyak soal profesionalisme dan atmosfer. Sementara itu, Liga 1 juga bersiap untuk berubah. PT Liga Indonesia Baru merilis rencana soal pemain asing.
Mereka sempat berencana menaikkan kuota pemain asing. Setiap klub bisa daftarkan 11 pemain luar negeri. Namun, rencana itu akhirnya dibatalkan oleh operator. Kuota pemain asing tetap seperti musim sebelumnya.
“Yang didaftarkan delapan, bermain hanya enam,” jelas Ferry Paulus dalam keterangan resminya ke media.
BACA JUGA:Jadwal Lengkap Pertandingan BRI Liga 1 2024/2025, Pantau Persaingan Klasemen Sementara
Meskipun batal, ini bisa jadi sinyal penting. Sepak bola Indonesia sedang menuju arah yang lebih terbuka. Negara-negara Asia sudah membuka banyak slot asing. Klub-klub mulai bebas mengambil pemain dari mana saja.
Meski begitu, banyak pemain lokal masih bertahan di dalam negeri. Mereka nyaman dengan gaji tinggi dan sponsor. Tapi jumlah pemain yang pergi ke luar mulai naik. Kini ada banyak nama yang mencoba peruntungan di luar.
Ramadhan Sananta jadi salah satu yang terbaru pergi. Ia bergabung dengan DPMM FC dari Liga Malaysia. Sebelumnya ada Asnawi, Pratama Arhan, Ronaldo Kwateh juga. Mereka memilih tantangan baru di negara berbeda.
Langkah berani seperti itu perlu diapresiasi publik. Sebab, pengalaman luar bisa mengangkat karier pemain Indonesia.
BACA JUGA:Targetkan BRI Liga 1 Bisa Bersaing di Level Asia
Semoga ke depan makin banyak pemain mau mencoba. Bekerja di luar negeri bisa membuka jalan lebih luas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


