Video Literasi Siswa SMPN 1 Mrebet Moncer di Tingkat Jawa Tengah
Al Falah (baju Pramuka) berfoto bersama dengan Kepala Dinarpus Purbalingga, Sadono, usai menerima penghargaan di Semarang.-Dinarpus Purbalingga untuk Radarmas-
Dari Tugas Sekolah Hingga Debat Redaksi Majalah
Maraknya penyebaran berita bohong atau berita hoax saat ini menjadi keprihatinan para siswa SMP Negeri 1 Mrebet. Berita-berita hoax tersebar secara masif di dunia maya dan seakan tak dapat lagi terbendung. Kondisi itulah yang akhirnya menjadi ide siswa dengan bimbingan guru setempat, bagaimana kronologinya?
AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga
Pagi itu beberapa siswa Kelas IX SMPN 1 Mrebet yang tergabung dalam redaksi majalah sekolah menerima tugas dari Kepala Sekolah untuk membuat vlog terkait literasi. Adalah Al Falah, Akmal Nur Hakim, Rifki Ghani Baehaqi dan Yuandhitra Fatahilah berpikir keras karena tak memiliki ide.
Video konten literasi itu menceritakan suasana sidang redaksi yang kebingungan menentukan tema membuat artikel dalam mempersiapkan penerbitan majalah.
"Kami menceritakan suasana sidang redaksi Majalah Mentari. Teman-teman menyoroti tentang maraknya berita hoax. Sehingga kami merumuskan artikel seperti apa yang dapat menangkal berita hoax," kata Al Falah yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Sekolah Mentari.
BACA JUGA:Telson Hardani Pelukis Asal Jeruklegi Suarakan Dukungan Terhadap Palestina Melalui Kanvas
Banyak perdebatan dalam sidang redaksi. Ada yang menginginkan menulis berita hoax, karena artikel itu pasti akan banyak pembaca yang menyukainya.
Kerangka berpikir saat itu adalah merumuskan artikel anti hoax dan lebih menyoroti kehidupan generasi Z. Karena saat ini banyak terlihat generasi Z yang good looking namun tidak good attitude.
Good looking artinya menarik secara fisik. Sedangkan good attitude adalah perilaku yang bagus atau baik.
"Sebenarnya good looking harus good attitude. Tentang penampilan keseluruhan tubuh. Mulai dari gaya berpakaian, kebersihan diri, sampai dengan sikap dan kepribadiannya," katanya.
BACA JUGA:Gotong Royong Gelar Lapak Sarapan Gratis, Sokong Ekonomi Lokal dan Selamatkan Perut Keroncongan
Akhir cerita, seluruh peserta sidang redaksi memutuskan untuk tidak membuat berita hoax dan lebih banyak menulis artikel yang menonjolkan citra positif. Misalnya, artikel tentang prestasi siswa dan seluruh kegiatan yang ada di SMP Negeri 1 Mrebet.
"Jadi intinya, membuat berita hoax itu sangat berbahaya. Jangan pernah membuat berita-berita hoax," katanya.
Narasi keprihatinan itu menjadi ide video konten oleh para siswa tersebut. Hingga video mereka diminta untuk mengikuti Lomba Video Konten Literasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


